Minggu, 14 Desember 2025

Kasus Dugaan Keracunan MBG di Bandung, DPR Minta Peran Ahli Gizi Diperkuat Sejak Proses Memasak

admin - Selasa, 16 September 2025 05:05 WIB
Kasus Dugaan Keracunan MBG di Bandung, DPR Minta Peran Ahli Gizi Diperkuat Sejak Proses Memasak
Wakil Ketua DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Barat II, Cucun Ahmad Syamsurijal

JELAJAHNEWS.ID -Wakil Ketua DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Barat II, Cucun Ahmad Syamsurijal, menyoroti kasus dugaan keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami sejumlah siswa di Kabupaten Bandung. Ia menegaskan pentingnya keterlibatan ahli gizi sejak awal proses pengolahan makanan, bukan hanya pada tahap akhir.

"Ahli gizi jangan hanya di ujung mencicipi masakan MBG, tapi harus terlibat sejak awal memberi arahan. Jika ada bahan yang sudah tidak layak, harus diputuskan untuk dibuang. Jangan memaksakan penggunaan bahan yang tidak dicek kelayakannya," ujar Cucun saat meninjau salah satu dapur MBG di Kabupaten Bandung, Senin (15/9/2025).

Politisi Fraksi PKB tersebut mengapresiasi langkah Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung yang berencana memberikan pelatihan khusus bagi para ahli gizi program MBG. Menurutnya, langkah tersebut bisa menjadi percontohan bagi daerah lain.

Baca Juga:
"Saya akan menyampaikan hal ini dalam rapat bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN). Program ini akan lebih baik bila pemerintah daerah bersinergi dengan BGN untuk memastikan kelancaran MBG," tambahnya.

Kasus dugaan keracunan sebelumnya menimpa 12 siswa SDN Legok Hayam, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, pada Kamis (21/8/2025). Menindaklanjuti peristiwa tersebut, Dinkes Kabupaten Bandung mengirimkan sampel makanan ke Laboratorium Kesehatan Jawa Barat untuk diperiksa.

Sekretaris Dinkes Kabupaten Bandung, Hanhan Siti Hasanah, mengatakan uji laboratorium membutuhkan waktu hingga 14 hari. Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Bandung, Yuli Irnawaty, memastikan penanganan dilakukan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096 Tahun 2011 Pasal 17 tentang Pedoman Higiene Sanitasi Jasaboga.

"Bila terjadi dugaan keracunan makanan, kami mengambil sampel dari dapur maupun muntahan untuk diuji di laboratorium provinsi. Kami juga melakukan inspeksi sanitasi di lapangan serta memberikan edukasi kepada penjamah makanan, termasuk cara membersihkan bahan pangan dan peralatan," jelas Yuli.

Yuli menegaskan, pihaknya terus memantau kondisi siswa terdampak serta melakukan upaya pencegahan agar kasus serupa tidak terulang.

Editor
: editor
SHARE:
 
Tags
 
Komentar
 
Berita Terbaru