Minggu, 14 Desember 2025

ANRI dan Wirawati Catur Panca Sepakat Lestarikan Arsip Pahlawan Perempuan

admin - Rabu, 27 Agustus 2025 22:05 WIB
ANRI dan Wirawati Catur Panca Sepakat Lestarikan Arsip Pahlawan Perempuan
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) bersama Organisasi Wirawati Catur Panca (WCP) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang pelestarian dan digitalisasi arsip pahlawan perempuan Indonesia. Penandatanganan berlangsung di Jakarta, Selasa (26/8/2025

JELAJAHNEWS.ID -Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) bersama Organisasi Wirawati Catur Panca (WCP) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang pelestarian dan digitalisasi arsip pahlawan perempuan Indonesia. Penandatanganan berlangsung di Jakarta, Selasa (26/8/2025), dan bertujuan menjaga warisan sejarah bangsa melalui jejak perjuangan tokoh perempuan.

Kepala ANRI, Dr. Mego Pinandito, menegaskan kolaborasi ini merupakan langkah penting untuk memastikan arsip tokoh perempuan seperti R.A. Kartini, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Maria Walanda Maramis, Martha Christina Tiahahu, dan lainnya tetap terjaga.

"Arsip bukan hanya catatan masa lalu, tetapi juga inspirasi untuk masa depan. Dengan kerja sama ini, kami ingin memastikan perjuangan pahlawan perempuan tetap hidup dan menjadi teladan sepanjang masa," ujarnya.

Baca Juga:
Mego menambahkan, hilangnya arsip berarti bangsa kehilangan jejak penting perjalanan sejarah. Karena itu, ANRI terus mendorong kerja sama lintas sektor agar arsip pahlawan perempuan dapat dilestarikan, didigitalisasi, dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Ketua Umum Wirawati Catur Panca, Pia Feriasti Megananda, menyambut baik kolaborasi strategis ini. Menurutnya, arsip pahlawan perempuan merupakan sumber inspirasi gerakan perempuan Indonesia.

"MoU ini bukan sekadar menjaga dokumen, tetapi juga semangat perjuangan. Nilai kepahlawanan perempuan dari Kartini hingga Martha Tiahahu harus terus mengalir ke generasi muda," katanya.

Ruang lingkup kerja sama mencakup penyelamatan, pelestarian, dan pemanfaatan arsip sejarah perjuangan perempuan, termasuk restorasi, wawancara sejarah lisan, serta pembinaan kearsipan di lingkungan Wirawati. MoU akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama dan korespondensi resmi agar program berjalan berkelanjutan dengan dukungan pembiayaan, pemantauan, serta evaluasi.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya arsip sebagai kekayaan nasional. Ia mengingatkan bahwa sejarah adalah perekat bangsa.

"Semangat 80 tahun Indonesia merdeka harus kita maknai dengan tidak melupakan sejarah. Arsip ini adalah kekayaan nasional, salah satunya surat-surat Kartini yang sudah diakui UNESCO sebagai Memory of the World," ujarnya.

Fadli juga menyoroti nilai sejarah dari 179 surat Kartini yang ditulis hingga wafat di usia 25 tahun. Menurutnya, surat-surat itu mampu mengangkat martabat perempuan Indonesia pada masa kolonial.

Adapun Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, menyebut pengakuan UNESCO atas surat Kartini adalah penghargaan sekaligus tanggung jawab bangsa.

"Kami berterima kasih kepada ANRI dan Wirawati yang berinisiatif menjaga arsip perempuan. Arsip ini membuktikan bahwa gagasan emansipasi lahir ketika akses perempuan masih sangat terbatas," katanya.

Ia berharap semangat Kartini menginspirasi gerakan perempuan masa kini untuk menumbuhkan kesetaraan gender dan memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia.

Editor
: editor
SHARE:
 
Tags
 
Komentar
 
Berita Terbaru