TEKNO – Pengisian daya nirkabel (wireless) adalah pengisian daya tanpa kabel yang sedikit demi sedikit sepertinya akan membuat debutnya pada ponsel pintar flagship terbaru.
Satu hal yang perlu diketahui mengenai charger wireless ini berpotensi merusak lingkungan.
Eric Ravenscraft dari OneZero melakukan penelitian terkait charging wireless yang ternyata tidak seefisien pengisian daya dengan menggunakan kabel biasa.
“Menurut penghitungan dari OneZero dan iFixit, pengisian daya nirkabel secara drastis kurang efisien daripada pengisian daya dengan kabel. Jika teknologi ini diadopsi secara luas, akan diperlukan lusinan pembangkit listrik baru di seluruh dunia,” tulis Ravenscraft.
Pengisian daya ponsel dari mati total sampai 100% dengan menggunakan kabel menghabiskan rata-rata 14,26Wh. Jika menggunakan teknologi nirkabel, membutuhkan daya sampai 21,01Wh. Jumlah itu sekitar setengah kali lebih besar.
Terlihat sepele memang, namun jika dilihat lebih luas, charger wireless ini bisa disebut sebagai permasalahan yang cukup besar.
Artur Shi, penulis iFixit melakukan beberapa perhitungan terkait hal ini dan menyimpulkan setidaknya dibutuhkan 73 pembangkit listrik batu bara yang harus bekerja setiap hari untuk mengisi daya 3,5 miliar ponsel dari 0 persen sampai 100 persen untuk sekali waktu.
Jumlah itu tentu akan meningkat dengan ketidakefisienan charger nirkabel.
Hal ini menjadi PR bagi para pengembang gadget-gadget khususnya smartphone yang sepertinya berambisi untuk menambahkan fitur charging nirkabel pada perangkatnya. Meskipun ketika benar akan digunakan secara luas itu artinya kabel charger yang sudah ada tidak akan berguna lagi.(Tekid)