DELISERDANG – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Musa Rajekshah (Ijeck) menandatangani prasasti peresmian pembangunan Masjid Al Musannif Desa Siguci Talunkenas, Pondok Tahfizh Alquran An-Nahl Percut Seituan, dan Madrasah Tahfizh Alquran Al-Musannif Deliserdang, belum lama ini.
Penandatanganan tersebut berlangsung di Masjid Al Musannif Jalan Cemara, dihadiri ratusan jemaah masjid, para santri dan orang tua. Hadir di antaranya Wasekjen MUI Pusat Ustaz Tengku Zulkarnain dan Tuan Guru Zulfikar Hajar.
Sebelum penandatanganan prasati, Ijeck menyampaikan apresiasi kepada UAS yang hadir sekaligus membubuhkan tandatangannya sebagai Tuan Guru untuk rumah ibadah dan sekolah penghafal Alquran tersebut. Dirinya berharap dimasa mendatang, generasi muda yang ada saat ini mampu menjaga Alquran, seiring tantangan zaman yang semakin berat.
“Karena ini masa pandemi Covid-19, jadi kita tidak terlalu banyak melibatkan (mengundang) orang. Begitu juga Ustaz Abdul Somad yang hampir selama wabah ini tidak tampil langsung, ini untuk pertama kali di Sumut. Beliau hadir untuk meresmikan rumah tahfizh dan juga masjid di Talunkenas Deli Serdang,” ujar Ijeck.
Niat membangun rumah tahfizh, lanjut Ijeck, agar sarana belajar bagi anak-anak usia muda semakin bertambah, khususnya pendidikan agama Islam. Karena itu pihaknya berharap pembangunan ini bisa menjadi motivasi bagi masyarakat lain yang memiliki kemampuan untuk melakukan hal yang sama dengan tujuan mendidik generasi muda dalam menghafal sekaligus memahami isi Alquran.
“Doakan kami agar ke depan sekolah tahfizh ini semakin banyak. Anak-anak nanti secara ilmu agama harus punya pondasi yang kuat. Karena dengan ilmu dan amal soleh, masalah apapun, termasuk masalah ekonomi tidak akan bisa menggoyangkan iman seseorang,” jelasnya.
Ijeck juga berterima kasih kepada masyarakat yang telah mendoakan kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, menjadikan provinsi ini lebih baik, sejahtera dan bermartabat. Termasuk perhatian UAS kepada pendidikan keagamaan di Sumut begitu besar, mengingat ustaz kondang ini adalah putra asli kelahiran Asahan, Sumut.
Sementara dalam tausiahnya, UAS menilai bahwa langkah membangun rumah tahfizh adalah satu hal yang patut dibanggakan. Bahkan cerita tentang penghafal Alquran katanya, dapat diambil dari kisah kejayaan Negara Uni Soviet hingga runtuhnya, dimana pasca keruntuhannya, muncul para hafizh – hafizhah dari negara-negara yang sebelumnya dikuasai rezim komunis masa itu.
“Tumbanglah Uni Soviet, negaranya sekarang adalah Rusia yang sekarang dipimpin Vladimir Putin. Merdekalah negara-negara yang dulu dijajah Uni Soviet itu. Uzbekistan, Tajikistan, Kirgistan, Afghanistan, Kazakhstan dan lainnya. Herannya, dari negara-negara itu, lahir penghafal-penghafal Alquran,” ujar UAS menceritakan bahwa masa dulu, agama sempat diberangus dan dilarang tumbuh.
Ternyata kata UAS, penduduk muslim membuat ruang bawah tanah untuk mengajarkan anak-anak menghafal Alquran. Namun polanya bukan membaca, karena kondisi gelap. Para generasi muda melakukannya dengan mendengar bacaan Alquran sebagaimana Nabi Muhammad SAW, yang juga menerima wahyu melalui pendengaran.
“Maka jangan heran kalau ada anak umur 5 tahun dia bisa hafal Alquran, padahal dia belum bisa membaca. Karena dia mendengar suara. Mudah-mudahan dari Madrasah Tahfizh ini lahir generasi-generasi emas, menggantikan para guru-guru kita yang terdahulu,” sebut UAS di hadapan puluhan santri yang hadir.
UAS menekankan pesan tersebut sesuai dalam Alquran Surat Al Hijr 15:9 yang menyebutkan, ‘Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya’. Sehingga ia meyakinkan, bahwa siapapun yang menjaga Alquran mendapat jaminan sesuai janji Allah dalam ayat tersebut.
Mengakhiri acara, UAS pun memimpin doa bersama untuk kelancaran pembangunan rumah tahfizh dan juga kemaslahatan umat. Dilanjutkan dengan salat Zuhur berjemaah dan makan siang bersama di halaman masjid. (IP)