SERGAI – Wakil Bupati (Wabup) Serdang Bedagai (Sergai) H. Darma Wijaya berkunjung ke Desa Pematang Terang Kecamatan Tanjung Beringin, Sabtu (8/8/2020).
Kunjungannya ini juga bersamaan dengan kapasitasnya sebagai ketua komunitas sepeda motor “X-Trime Sergai”.
Di hadapan warga desa, Wabup memuji masyarakat Pematang Terang yang masih menjaga dan melestarikan budaya gotong royong dalam setiap kegiatan kemasyarakatan dan dalam penyelesaian persoalan yang sedang dihadapi.
“Gotong royong merupakan budaya yang telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia dan telah menjadi semacam trademark Indonesia di mata dunia. Gotong royong tidak hanya berarti kebersamaan dalam mengerjakan sesuatu tetapi juga bisa diterapkan dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan lintas sektor,” sebut Wabup.
Ia melanjutkan, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, tentu dibutuhkan banyak syarat dan faktor yang mesti terpenuhi agar dapat mempersatukan berbagai keragaman yang ada.
“Dari Sabang sampai Merauke, berbagai agama, suku dan bahasa yang bermacam-macam mesti dipersatukan dalam bingkai NKRI. Bhinneka Tunggal Ika dapat tercipta salah satunya lewat semangat kegotongroyongan yang inklusif atau tidak memandang latar belakang identitas individu per individu, yang dirawat dari zaman leluhur kita dulu. Pada akhirnya sampai hari ini Indonesia dikenal dunia sebagai negara dengan masyarakat yang santun, ramah dan rukun berkat nilai-nilai positif yang lahir dari semangat gotong royong,” lanjutnya.
Semangat gotong royong, tambah Wabup, juga dapat dipakai sebagai tameng dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi yang membuat sekat ruang dan waktu luruh dan makin tipis.
“Progres zaman saat ini memang menjanjikan banyak hal positif, terutama bidang teknologi yang kian hari kian canggih. Namun di saat yang sama, berbagai ekses-ekses negatif juga bisa “menyusup” masuk di balik kecanggihan zaman dan untuk itulah diperlukan filter yang baik untuk mencegah kepribadian bangsa tergerus perlahan-lahan,” jelas Wabup.
Di situlah, kata Darma Wijaya, semangat gotong royong berperan untuk mencegah ideologi individualisme mendominasi.
“Perilaku individualistis tentu rawan menciptakan sikap egoisme sosial dan ketidakperdulian terhadap sesama, padahal dari zaman dulu, Republik Indonesia dapat eksis dan bertumbuh sampai sekarang karena sinergitas dan kebersamaan. Saya meyakini betul, masyarakat Sergai adalah masyarakat yang menjunjung tinggi gotong royong dalam menghadapi setiap permasalahan yang terjadi. Semoga pola pikir ini dapat terus dipertahankan sebagai identitas bersama,” pungkasnya.(Jai)