JELAJAHNEWS.ID, P.SIDIMPUAN – Puluhan warga Lingkungan VI Kelurahan Aek Tampang Kecamatan P.sidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan Provinsi Sumut, menggeruduk kantor Kecamatan, Senin (15/3/2021).
Kedatangan puluhan warga tersebut meminta lurah agar mengganti Kepala Lingkungan (Kepling) di lingkungan mereka yang sudah 2 bulan masih belum diberhentikan.
Menurut keterangan seorang warga berinisial SP, permintaan pergantian Kepling VI tersebut merupakan ke lima kali.
“Padahal udah 5 kali warga menyampaikan aspirasinya, tapi gak juga diganti. Pertama sekitar tanggal 8 februari, kedua sekitar 16 februari dan ini yang ke 6 kali,” beber SP dan warga yang menunggu pemberhentian kepling.
Permasalahan utama warga meminta Kepling VI Kelurahaan Aek Tampang diganti adalah karena mereka mengaku sulit melakukan urusan administrasi NA nikah dan akte nikah.”Dan lebih parahnya lagi di kenakan biaya 150 ribu, padahal itu gratis,” ujar SP selaku perwakilan aksi demo.
Menurut keterangan salah warga, ada 3 warga yang jadi korban oleh ulah nakal Kepling.”Kita sudah melaporkanya ke pihak kelurahan dan kecamatan dulu, nantinya pasti ke proses hukum,” tuturnya.
Selain itu, kata warga, Kepling tidak mampu mengayomi masyarakat dan alasan lain saat pemilihan kepling Naposo Nauli Bulung tidak dilibatkan atau tidak transparan.
“Makanya, kami memohon sekali ke pihak pemerintahan mencopot Kepling VI Kelurahan Aek Tampang,” pungkasnya, seraya berharap permintaan mereka direspon.
Dalam aksi demo, Plt Camat P.sidimpuan dan Lurah Aek Tampang menyambut warga dengan menyediakan tempat untuk pembahasaan pencopotan kepling VI kelurahan Aek Tampang.
Lurah Aek Tampang, Ahmad Jumadi mengatakan, aspirasi masyarakat kita tampung dan sudah dilaporkan ke atasan kita, dan prosesnya pemberhentian Kepling tidak mudah.
“Ada mekanisme yang harus di jalani dan tadi kita sampaikan kita lengkapi dulu administrasi tersebut, kemudian proses pengusulan pemberhentian,” terang Ahmad.
Selanjutnya puluhan warga mendesak agar pemberhentian Kepling dapat dilakukan secepatnya. (Irul Daulay)