JELAJAHNEWS.ID, JAKARTA – Tidur cukup dan lelap dikenal penting untuk menjaga kesehatan fungsi tubuh dan organ. Sebuah studi baru, ternyata menemukan bahwa tidur nyenyak yang dikenal sebagai Rapid Eye Movement (REM), memiliki efek berbeda pada perkembangan otak bayi dan orang dewasa.
Penelitian ini melihat dari dari lusinan studi lain mencakup manusia dan mamalia lainnya. Dipimpin oleh Van Savage, PhD, seorang profesor di University of California, Los Angeles (UCLA), para peneliti memastikan bahwa bayi hingga usia 2,5 tahun membutuhan tidur REM agar otaknya berkembang baik.
Sebab, sekitar usia 2,5 tahun, aktivitas perkembangan ini tiba-tiba berhenti. Sejak usia itu hingga seseorang mati, otak menggunakan periode tidur REM untuk memperbaiki, memotong koneksi saraf, dan membersihkan puing-puing.
Bayi diketahui berada dalam REM selama 50% dari waktu tidurnya. Pada momen ini otak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tumbuh dan membuat koneksi baru. Pada usia 10 tahun, jumlah tidur yang dihabiskan dalam REM menurun menjadi sekitar 25%, selanjutnya menurun menjadi 15% untuk orang dewasa di atas usia 50 tahun.
Meskipun hanya ada dua jenis tidur, yakni REM dan NREM (non-REM), ada empat tahap dalam siklus tidur, tiga tahap NREM dan satu tahap REM. Selama tiga tahap NREM, tubuh bergerak dari keadaan terjaga ke tidur nyenyak. REM adalah tidur nyenyak, mata bergerak dari sisi ke sisi.
Jeffery Kingsley, MD, seorang dokter anak di Valley Children’s Hospital di Madera, California, mendeskripsikan REM sebagai ‘seperti berada di film’. Otak meninjau hal-hal yang terjadi saat terjaga dan mengatur ulang koneksi. Baik REM dan non-REM penting untuk pembelajaran dan ingatan. Para peneliti percaya bahwa saat di mana kita bangun akan merusak bagian otak, dan kerusakan ini harus dibalik, diperbaiki dan dibersihkan saat kita dalam tidur REM.
Microglia adalah nama dari ‘Pac-Men’ otak, yang berpatroli di otak untuk mencari dan melahap infeksi dan sel mati yang telah dipangkas dari sambungan otak selama perbaikan. Beberapa peneliti menyarankan bahwa seiring bertambahnya usia, tidur kita rusak, yang dapat menurunkan kemampuan mikroglia untuk membersihkan. Ini meninggalkan puing-puing yang mungkin berkontribusi pada penurunan kognitif yang dialami oleh orang dewasa yang lebih tua.
Terlepas dari usia, otak membutuhkan semua tidur REM yang bisa didapatnya. Karena tidur REM sangat penting untuk semua kelompok umur, sebaiknya jangan membangunkan seseorang yang mungkin sedang dalam tidur REM. (src)