JELAJAHNEWS.ID – Aksi Premanisme dengan mengatasnamakan masyarakat pemuda Desa Emplasemen Kwala Mencirim memblokir jalan serta melempari pengendara yang ingin menuju ke CDI.
Menurut keterangan warga yang tidak ingin disebut identitasnya, aksi tersebut terjadi diduga dilatarbelakangi persaingan bisnis.
Sementara itu, aksi kekerasan terjadi dialami oleh salah seorang supir taksi online yang hendak mengantarkan penumpangnya ke CDI (Cafe Duku Indah).
Ia menjelaskan, mobil miliknya mengalami kerusakan di bagian kaca akibat lemparan batu dari sekelompok preman.
“Kaca mobil saya retak bang akibat dilempar sekelompok preman dan saya dilarang melewati jalan tersebut, padahal saya cuma seorang supir Grab,” ungkapnya kepada wartawan, Rabu (14/09/2022).
Bahkan, salah seorang pengendara wanita yang ingin ke CDI juga kerap mendapatkan intimidasi dari sekelompok preman.
“Saya distop mereka bang, dan dilarang untuk ke CDI, malah saya disuruh ke tempat hiburan yang lain, kalau tidak motor saya dirusak mereka,” ujarnya..
Selanjutnya, salah seorang pekerja CDI mengaku resah dengan aksi “premanisme” oleh beberapa orang di wilayah tersebut.
“Sudah puluhan tahun CDI beroperasi, tapi karena persaingan bisnis dan ulah beberapa orang yang mengatasnamakan warga, nyaris pengunjung pun jadi takut kemari,” ujar salah seorang pekerja CDI.
Meskipun demikian, pihak manajemen CDI mencoba mengalah dan mengarahkan pengunjung untuk lewat jalan dari km 19, namun sama saja, sekelompok preman tersebut juga datang ke lokasi untuk buat kericuhan.
Pekerja CDI juga berharap agar aparat penegak hukum berani dan menindaktegas aksi premanisme tersebut karena dinilai sudah meresahkan.
“Kami berharap kepada Bapak Kapoldasu Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak agar untuk memberantas premanisme,” ungkapnya.(nnc/jn)