MEDAN – Jeffry Barata Lubis (42), wartawan salah satu media terbitan Medan yang bertugas di Mandailing Natal (Madina) menjadi korban penganiayaan dari sekelompok orang yang diduga dari salah satu ormas kepemudaan di Kabupaten Madina, Jumat (4/3/2022).
Korban yang merupakan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Madina ini mengalami penganiayaan pemukulan di salah satu Coffee Shop di kawasan Panyabungan sekitar pukul 19.30 WIB.
Informasi diperoleh, pemukulan ini diduga kuat terkait Pemberitaan Tambang Emas Ilegal (PETI) di Kabupaten Madina, yang belakangan kerap diberitakan oleh Jefri bersama rekan-rekan wartawan lainnya di Kabupaten Madina.
Akibat pemukulan itu, Jefri yang juga Ketua SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Madina itu mengalami bengkak di pelipis wajah sebelah kanan, juga mengalami luka-luka di kaki kiri.
Belum diketahui secara pasti bagaimana kronologis pemukulan tersebut. Sebab, saat berita ini dimuat, Jefri bersama sejumlah wartawan di Madina masih melaporkan tindakan pemukulan itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Madina.
Namun dari CCTV yang beredar luas di lokasi, terlihat wartawan dikejar beberapa pria. Kemudian terjadilah pengeroyokan dan pemukulan bertubi-tubi. Dari layar CCTV terlihat kemudian Jefri berhasil melarikan diri.
Angkat Bicara
Ketua Umum Fast Respon, Agus Flores ikut angkat bicara. Agus mengatakan sepertinya Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak masih “tutup mata” terhadap PETI di Madina.
Dikatakan Agus, sepertinya Kapolda Sumut tutup mata persoalan pertambangan Ilegal di Sumatera Utara, khsusnya di Kabupaten Madina.
“Terbukti wartawan di Madina Jefri Barata Lubis dipukuli oleh sejumlah orang yang di duga berasal dari salah satu organisasi kepemudaan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina),” tegas Agus Flores, Sabtu (5/3/2022).
Agus berharap kepada Polres Madina, segera menangkap para pelakunya. Ini membuktikan bahwa masih banyak beroperasi tambang ilegal di Madina dan Kapolda jangan tutup mata.
Agus juga berpesan kepada seluruh awak media di Madina khususnya Sumatera Utara agar tidak berhenti memberitakan pertambangan ilegal di Sumut. Pihaknya juga akan melaporkan masalah ini kepada Kapolri dan Presiden RI.
Agus Flores yang juga seorang advokat ini menegaskan, soal pemukulan wartawan, semua jangan urusan Kapolri, lantas apa kerja Kapolda Sumut?.
“Soal pemukulan wartawan, jangan semua urusan Kapolri, apa sih kerja Kapolda Sumut?,” kata Agus lagi.
“Media jangan berhenti memberitakan pertambangan ilegal di Sumatera Utara, saya akan minta tanggapan Kapolri dan Presiden. Tunggu saya minta konfirmasi Kapolda Sumut, kita minta di proses pelakunya,” geram Agus Flores. (BTM)