JELAJAHNEWS.ID – Stasiun Manggarai diharapkan menjadi stasiun sentral yang mengintegrasikan kereta antarkota, commuter line (KRL), kereta bandara, Transjakarta, dan moda transportasi lainnya.
Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan pers usai Peresmian Stasiun Manggarai Tahap I, Senin (26/12/2022) pagi.
“Kita harapkan bisa terintegrasi sehingga memudahkan pergerakan mobilitas orang dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari wilayah satu ke wilayah yang lain,” kata Presiden.
Dengan terintegrasi, imbuhnya, ke depan diharapkan kecepatan, head way, dan mobilitas masyarakat bisa lebih cepat.
Presiden juga menjelaskan pembangunan Stasiun Manggarai ini tidak bisa cepat karena stasiunnya masih beroperasi, sehingga tahap II diharapkan nanti selesai di 2024-2025.
“Kalau dimatikan kemudian langsung dibangun ya itu bisa lebih cepat. Ini hanya punya waktu, sehari berapa jam? Hanya empat jam waktu kerja kita, time-nya hanya empat jam dan di malam hari, tengah malam. Itu problem pembangunan di Stasiun Manggarai,” imbuhnya.
Berkaitan dengan kebijakan pemerintah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan diganti jadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Presiden menyatakan masih belum diputuskan.
“Belum, belum. Untuk PSBB-PPKM belum sampai di meja saya. Nanti kalau sudah selesai. Karena ini menyangkut Sero Survei, menyangkut kajian-kajian yang harus saya minta harus detail, jangan sampai keliru memutuskan, sehingga ya sebaiknya kita sabar menunggu.”
Sementara itu, menjawab pertanyaan wartawan terkait isu reshuffle yang menguat, Presiden Joko Widodo hanya menjawab dengan bercanda.
“Clue-nya. Ya, sudah,” pungkasnya.(skb/jn)