JELAJAHNEWS.ID, MEDAN – Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mulai memasuki musim kemarau sejak Februari 2021. Karenanya, seluruh pihak yang terkait diminta agar meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Sebagaimana hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu), Musa Rajekshah (Ijeck) usai mengikuti Pengarahan Presiden RI Joko Widodo tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan secara virtual dari Aula Tengku Rizal Nurdin, Senin (22/2/2021).
“Sesuai dengan arahan Pak Presiden, kita harus mengupayakan pencegahan kebakaran hutan. Jadi setiap ada kebakaran hutan, sebelum apinya membesar harus segera dilaporkan. Ini butuh kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat,” kata Ijeck.
Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan Sumut, hingga 22 Februari 2021, telah terjadi enam kebakaran hutan dan lahan di Sumut, dengan total luas sekitar 11 hektare. Selain itu, hasil pantauan satelit NOAA di Sumut terdeteksi ada 25 hot spot yang tersebar di sejumlah daerah kabupaten/kota.
Ijeck pun meminta kepada masyarakat agar tidak membuka lahan pertanian yang bukan diperuntukkan sebagai lahan pertanian dan tidak membuka lahan menggunakan api atau dibakar. Sebab menurutnya, ini sering menjadi pemicu kebakaran hutan yang luas.
“Musim kemarau sudah dimulai, jangan buka ladang yang bukan diperuntukkan sebagai lahan untuk pertanian. Jangan buka lahan dengan api walaupun itu lahan pribadi. Kalau ada kebakaran cepat laporkan,” ungkap Ijeck seraya mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir Pemprovsu sudah menurunkan tingkat kebakaran hutan, sehingga Pemprovsu pun tak mau kebakaran hutan di tahun ini meningkat.
Sebelumnya, dalam rapat yang dilakukan secara virtual, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan untuk memprioritaskan upaya pencegahan dengan deteksi dini dan update kondisi lapangan setiap hari.
Ia juga meminta agar infrastruktur monitoring dan pengawasan sampai ke tingkat bawah, mencari solusi permanen, menambah ekosistem gambut dan mangrove serta penegakan hukum tanpa kompromi.
“Utamakan pencegahan, jangan sampai api itu membesar karena kalau sudah besar sulit dipadamkan, kerugian sangat besar, angkanya bukan miliar, tetapi triliun. Belum lagi kita diprotes negara-negara tetangga,” tegas Jokowi melalui video conference dari Istana Negara.
Jokowi juga mengingatkan, untuk wilayah Sumatera agar bertindak sesegera mungkin. Hal itu dikarenakan, sebagian besar Pulau Sumatera telah memasuki musim kemarau.
“Sumatera harus siap siaga sesegera mungkin, puncak musim kemarau di Indonesia prediksi BMKG bulan Juli, Agustus dan September,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Pemprovsu, Herianto mengatakan, hingga 22 Februari 2021, telah terjadi enam kebakaran hutan di Sumut yaitu di Tapanuli Selatan, Padanglawas Utara, Padanglawas, Mandailing Natal, Sibolga dan Samosir, total sekitar 11 hektare hutan dan lahan terbakar. Kebakaran tersebut saat ini sudah ditangani.
“Yang terbaru itu Sibolga dan Samosir, sudah ditangani dengan baik, tetapi kita harus tetap waspada karena sampai saat ini menurut pantauan satelit NOAA di Sumut ada 25 hot spot seperti di Labuhanbatu, Samosir, Tapanuli Utara, Labuhanbatu Selatan, Tapanuli Selatan, Padanglawas, Mandailingnatal, Kota Sibolga, Humbahas, Samosir, Karo dan Dairi,” jelasnya. (IP)