JELAJAHNEWS.ID – Rudi TH Panjaitan SSTP, MSi ditahbiskan menjadi Sintua di Gereja HKBP Batam Center, Resort Batam, Distrik XX Kepulauan Riau, Minggu (26/5/2024).
Bersama dengan 20 calon Sintua, Rudi Panjaitan sapaan akrab Rudi TH Panjaitan SSTP, MSi ini ditahbiskan menjadi sintua penuh setelah sekian tahun belajar Firman Tuhan oleh oleh Pdt. Marudut Simanjuntak S.Th selaku pendeta resort dibantu pendeta fungsional Pdt Simon Perez Hutapae dan Diakones gereja HKBP Batam Center.
Diketahui, para Sintua yang dilantik ini telah menjalani masa learning atau pembelajaran menjadi calon Sintua selama 2 tahun. Ke 21 sintua yang dikukuhkan tersebut terdiri dari 16 orang laki -laki dan 5 orang perempuan.
Dalam khotbah yang disampaikan Praeses Distrik XX Kepri, Pdt. Renova Sitorus S.Th mengutip Kitab Suci Yesaya yang menjelaskan kisah dimana Uzia memperkenalkan dirinya pada Tuhan. Namun seiring perjalanan hidupnya, Uzia berubah menjadi orang yang sombong, angkuh dan menonjolkan dirinya yang bukan pada pekerjaan sesungguhnya.
Namun, masih kata Pdt Renova Sitorus S.Th, ada keunikan pada diri Uzia sehingga Tuhan memberikan kesempatan padanya untuk melihat kebesaran dan kekudusan Tuhan.
“Jadi apabila seseorang yang angkuh dan sombong, maka nantinya dia akan mendapatkan kehancuran. Akan tetapi pada saat itu, Uzia menyesali perbuatan dengan mengatakan hancurlah aku Tuhan,” ujar Renova.
Dikatakan Pdt Renova Sitorus S.Th bahwa, tidak ada hanya karena memiliki kecerdasan seseorang mendapat kepercayaan, namun karena pemberian Tuhan.
“Tidak ada kita ini yang pantas dan layak serta pintar sehingga dipercayakan, namun karena kasih Tuhan yang memberikan itu semua,” tandasnya.
Sementara itu, Pendeta Resort Batam, Pdt Marudut Simanjuntak juga mendorong kepada Sintua yang dilantik untuk melayani dengan sungguh-sungguh dengan hati dan jangan takut dan khawatir serta andalkan Tuhan dalam pelayanan yang baru sebagai sintua.
Marudut mengharapkan para Sintua itu menjalankan fungsi dan tugas sintua, antara lain memberitakan Firman Tuhan, bersama-sama berdoa dengan jemaat, menjalankan tugas pelayanan kepada jemaat dan mengajak jemaat untuk mengikuti kebaktian serta menjalankan tugas pelayanan saat kebaktian.
Harapan Jemaat para pelayan
Untuk mendewasakan umat dibutuhkan para pelayan yang dewasa. Warga gereja dan masyarakat membutuhkan ‘keteladanan’ dari para pelayan.
Hal ini dapat dimengerti karena sesungguhnya kualitas hidup seorang pemimpin haruslah di atas rata-rata mereka yang dipimpin.
Akan tetapi, akhir-akhir ini sering muncul berbagai kritik bahkan protes terhadap kualitas hidup para pelayan gereja dengan berbagai kasus yang terjadi. Kritik bahkan protes demikian, sebaiknya diterima dengan rendah hati dan semangat perubahan hidup. Dengan sikap demikianlah keadaan ke arah yang lebih baik dapat tercapai.
Berharap juga bagi 21 sintua yang telah ditahbiskan dan juga para pelayan gereja untuk perlu meningkatkan spiritualitasnya. Apa yang dimaksud dengan spiritualitas?
Sebuah teko dapat menjelaskannya. Teko berisi teh sudah pasti akan mengeluarkan teh. Tidak mungkin ceret berisi tuak mengeluarkan jus.
“Demikian juga manusia. Kata-kata, ekspresi wajah dan tindakan atau perbuatan manusia ditentukan oleh ‘isi di dalamnya’, dan ‘isi dalam’ itu terkait erat dengan spiritualitas,” ungkap salah satu jemaat.(jnk/leo)