JELAJAHNEWS.ID, JAKARTA – Pengerjaan proyek jalan tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh), terpaksa dihentikan sementara oleh PT Hutama Karya (Persero).
Pasalnya, dalam pembangunan jalan tol tersebut ditemukan lokasi situs cagar budaya berupa batu nisan yang diduga makam peninggalan Kerajaan Aceh pada masa lampau.
“Lokasi penemuan batu nisan tersebut telah ditandai, dan sementara pekerjaan konstruksi di area intersection dihentikan sampai dengan keluarnya hasil evaluasi di lapangan,” ungkap Project Director Ruas Tol Sibanceh, PT Hutama Karya (Persero), Slamet Sudradjat, kemarin.
Situs cagar budaya itu ditemukan di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Sibanceh, tepatnya di area pembangunan persimpangan Baitussalam, seksi 6 (Kuto Baro – Baitussalam). Penemuannya terjadi ketika PT Adhi Karya (Persero) Tbk selaku kontraktor pelaksana proyek melakukan pekerjaan pembersihan lahan kerja (land clearing) di lokasi seksi 6 pada Rabu (10/2/2021) lalu.
“PT Adhi Karya kemudian berkoordinasi dengan pihak Muspika setempat ketika menemukan batu nisan yang diduga peninggalan dari situs sejarah Kerajaan Aceh. Sehingga proses land clearing dihentikan,” katanya.
Menurut Slamet, berdasarkan informasi dari pejabat pembuat komitmen (PPK) lahan, bahwa sebelumnya dalam daftar nominatif pembebasan lahan yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional (BPN), tidak ditemukan adanya makam di lokasi tersebut.
Namun, lanjutnya, pada dasarnya HK telah mengikuti arahan regulator, dan memastikan pembangunan jalan tol telah mengikuti prosedur dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk dalam proses pembebasan hingga pembersihan lahan.
“Sebagai tindak lanjut, Hutama Karya saat ini tengah melakukan survei bersama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bidang Sejarah dan Budaya Aceh untuk melakukan evaluasi terhadap penemuan ini,” kata Slamet.
Selain itu, HK juga memastikan pekerjaan konstruksi di area lainnya yang terdapat di sepanjang seksi 6 terus berjalan. Kata dia, perusahaan mendukung seluruh proses survei dan evaluasi yang berlangsung ke depannya.
Hingga saat ini, manajemen HK terus berupaya dan bekerja sama semaksimal mungkin dalam rangka penyelesaian pembangunan JTTS tepat waktu, dengan tetap memperhatikan berbagai aspek yang ada sesuai dengan prosedur yang berlaku, katanya. (cni)