JELAJAHNEWS.ID – Aksi perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar, Santoso, Jawa Timur benar-benar nekat saat menyantroni, Senin (12/12/2022) dini hari.
Ternyata, Wali Kota Blitar sempat mengalami penganiayaan oleh komplotan perampok tersebut. Santoso mendapatkan tendangan dari pelaku dengan menggunakan sepatu boots.
Saat itu ia dipaksa menunjukkan tempat dirinya menyimpan uang dan barang berharga. Bahkan, kawanan perampok itu juga mengancam akan menelanjangi Feti, istrinya.
“Waktu itu sempat dia ngomong, kalau tidak segera menunjukkan, istri saya mau ditelanjangi. Dia ngancam seperti itu,” ujar Santoso di rumah dinasnya, ditulis, Kamis (15/12/2022).
Santoso mengaku sempat bertahan untuk tidak menunjukkan tempat dirinya menyimpan uang dan barang berharga.
Namun, akhirnya ia menunjukkan sebuah tas yang ia letakkan di lemari tempat ia menyimpan sejumlah uang dan barang berharga. Ia mengaku terpaksa melakukan itu karena memikirkan keselamatan sang istri.
“Saya berpikir, bagaimana keselamatan istri saya kalau sampai dia melakukan hal-hal yang tidak baik. Kan kasihan nanti,” tambahnya.
Sebuah tas yang di dalamnya terdapat uang tunai sekitar Rp 400 juta, jam tangan, telepon pintar dan sejumlah perhiasan milik Feti dirampas para pelaku.
Pelaku bahkan juga mempreteli perhiasan yang masih dikenakan oleh Feti, seperti kalung, gelang dan cincin.
Aksi penyergapan Santoso memperkirakan terdapat 3 orang yang menyergap ke kamar. Saat itu, salah satu dari mereka langsung menyergapnya sehingga dirinya tak sempat menatap wajah para perampok tersebut.
“Ada tiga orang kalau tidak salah. Itu langsung nyergap saya dan istri saya. Kemudian, saya disuruh tengkurap, mulut dilakban, mata juga begitu,” ujar Santoso.
Selain itu, Feti juga diperlakukan hal yang sama yakni kaki, tangan diikat serta melakban mata dan mulutnya. Hanya saja, Feti tidak disuruh tengkurap di lantai, namun ia didudukkan di atas ranjang.
Untuk motif perampokan, Santoso enggan berspekulasi terkait motif perampokan rumah dinasnya yang terjadi dini hari lalu. Ia mengaku hingga kini masih berpikir bahwa perampokan tersebut adalah murni kriminal. Istrinya pun berpikir hal yang sama.
“Ya. Murni kriminal. Untuk sementara saya berpikir begitu saja. Tinggal nanti bagaimana hasil investigasi yang dilakukan kepolisian. Kita tunggu bersama-sama,” ujarnya dilansir kompas.
Selain itu, Argo mengungkapkan pelaku perampokan dan penyekapan di rumah Dinas Wali Kota Blitar telah kabur ke arah Malang.
Kesimpulan itu didapat oleh pihaknya setelah tim menelusuri kamera pengintai atau CCTV di lokasi kejadian dan juga kamera tilang elektronik atau ETLE.
“Bergerak mengarah ke utara ke arah Malang. Ada kendaraan sudah terlihat begitu,” kata Argo, Selasa (13/12/2022).
Meski begitu, Argo belum bisa mengungkap secara rinci perihal mobil yang digunakan oleh pelaku. Hal ini disampaikan karena prosedur penyelidikan.
“Cuma intinya insya Allah akan positif, perkembangannya positif, akan disampaikan nanti kalau sudah ditangkap,” ucapnya.
Mengumpulkan Sampel Sidik Jari dan DNA Pelaku
Polres Blitar Kota telah melakukan penyelidikan guna mengusut kasus perampokan rumah Wali Kota Blitar, Santoso. Polisi melakukan penyelidikan dengan mengambil sampel sidik jari hingga DNA dengan bantuan Inafis (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System) Polri.
Argo mengungkapkan bahwa hasil dari tim Inafis tersebut akan segera disandingkan dengan data kependudukan. Ia pun mengungkapkan bahwa telah mengantongi beberapa nama.
“Kami sudah ambil semua sampel dari sidik jari, DNA, sekarang tinggal nunggu hasil saja dari Inafis disandingkan dengan data kependudukan. Kalau sudah matching akan kita telusuri,” kata Argo lagi.
Lanjut Argo mengatakan bahwa pihaknya juga telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan memeriksa saksi dan juga CCTV.
Berdasarkan pemeriksaan CCTV ini, telah diketahui ada 5 pelaku dalam kejadian ini. Ia pun mengungkap peran dari lima pelaku ini.
“Dari CCTV itu pelaku ada 5 orang, satu yang menyetir dan 4 pelaku yang masuk ke dalam rumah,” ujar Argo. Menurutnya, dari 4 orang yang masuk, tiga orang melakukan penyekapan di dalam rumah dinas. Satu orang berjaga di pos.
Argo menjelaskan sudah ada 7 saksi yang diperiksa dalam kasus ini, penyidik juga melakukan pemeriksaan saksi tambahan.
” Kami juga minta keterangan driver, ART, petugas yang piket, dan ajudannya,” ujarnya.
Disampaikannya, penyidik saat ini juga mencari motif pelaku melakukan perampokan. Ia pun telah mengumpulkan beberapa motif yang saat ini telah dikantongi.
“Kami masih mencari motifnya. Apakah ini tentang pencurian murni, apakah ini orang dalam, apa ada kaitan dengan politis, dugaan-dugaan ini kan sebetulnya banyak. Nah dugaan-dugaan seperti itu kan kami jaga,” tambahnya.
Sebelumnya, kawanan perampok tersebut membawa kabur uang tunai plus perhiasan senilai Rp400 juta.
Kapolres Blitar Kota AKBP Argo Wiyono mengatakan peristiwa itu terjadi menjelang subuh sekitar pukul 03.00-04.00 WIB. Kawanan perampok disebut masuk melalui pintu samping rumah dinas.
“Jumlah pelaku sekitar 4-5 orang berdasar keterangan penjaga pos,” kata Argo, Senin (12/12/2022) lalu.
Ia menyatakan para perampok berhasil melumpuhkan tiga anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang menjaga rumah dinas tersebut. Setelah itu mereka masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan Wali Kota Blitar Santoso beserta istrinya.
Kawanan perampok itu lantas menyekap Santoso dan istrinya di dalam rumah. Mereka mengancam dan meminta ditunjukkan lokasi penyimpanan barang berharga.
Di bawah ancaman senjata tajam pelaku, Santoso dan istrinya menunjukkan lokasi penyimpanan barang berharga mereka. Kawanan perampok itu disebut membawa kabur uang serta perhiasan milik istri Wali Kota Blitar dengan total nilai sekitar Rp 400 juta. (JN-KOM).