JELAJAHNEWS.ID – Anggota Satpol PP Pemko Padang Sidempuan, Rory Jenrio terpaksa dilarikan ke rumah sakit terdekat akibat mengalami luka di bagian kepalanya, Sabtu (26/11/2022).
Tidak hanya Rory, ada pula seorang pedagang lainnya juga menjadi korban pemukulan.
Peristiwa itu terjadi ketika petugas Satpol PP melakukan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Thamrin Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara.
Penertiban tersebut ternyata mendapat keberatan dari sebagian pedagang sehingga tak terelakkan terjadilah kericuhan.
Dalam kericuhan dua orang jadi korban, satu anggota Satpol PP dan satu lagi pedagang yang mengaku di pukul.
Informasi dihimpun kericuhan berawal saat Satpol PP menghimbau pedagang agar seluruh kanopi ruko dibongkar dan PKL yang berjualan di trotoar atau bahu jalan agar menyita barang dagangannya.
Tak terima himbauan tersebut, salah seorang diduga pedagang nekat menyerang dan memukulkan benda keras dari belakang ke arah anggota Satpol PP.
Korban tak sadar dirinya diserang karena kebetulan tugasnya saat itu sedang memvideokan rekan-rekannya yang sedang menertibkan PKL.
Peristiwa pemukulan terhadap Rory Jenrio rupanya tak dapat diterima oleh rekannya di organisasi Pemuda Pancasila.
Melalui Sekjen MPC Pemuda Pancasila Adi Lubis, meminta aparat terkait (Polisi) agar segera menangkap dan memproses pelaku yang melakukan kekerasan sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Saya bersama rekan-rekan Pemuda Pancasila berharap kepada pihak kepolisian khususnya Polres Padang Sidempuan untuk segera menangkap pelaku tersebut, agar dapat meredam segala hal yang tak diinginkan,” ungkapnya.
Sementara, seorang pedagang ikan berinisial IJ (56) yang sudah 30 tahun berdagang dilokasi mengatakan mendukung dengan program Pemko Padang Sidempuan Bersinar (Berkarakter, Bersih, Aman dan Sejahtera).
Akan tetapi IJ juga tidak setuju kalau hanya PKL yang ditertibkan Pemko Padang Sidempuan. Sebab menurutnya ada banyak toko punya kanopi sampai ke garis trotoar tetapi luput dari penertiban.
Ia mencontohkan bahwa ada toko pemiliknya anggota dewan tidak ikut ditertibkan, sehingga ia merasakan ketidakadilan karena dianggapnya Pemko Padang Sidempuan pilih kasih.
“Jangan cuma PKL ini saja ditertibkan, itu ada banyak toko yang punya kanopi sampai ke garis trotoar seperti milik toko anggota DPRD Kota Padang Sidempuan. Kenapa tidak disuruh bongkar?,” ujarnya tegas.
Dia juga mengatakan terpaksa berdagang di Jalan Thamrin karena tempat yang diarahkan Pemko Padang Sidempuan sudah penuh, seperti Mahera, Pajak Batu dan Pasar Cok Kodok.
“Kami berdagang disini karena Pasar Mahera, Pajak Batu, Pasar Cok Kodok sudah penuh Pak. Jadi kami terpaksa jualan disini untuk mencari makan dan kebutuhan keluarga,” ujarnya. (JN-Irul)