JELAJAHNEWS.ID, JAKARTA – Penelitian fase pertama terhadap Vaksin Nusantara telah rampung dilakukan. Anggota Tim Peneliti Vaksin Nusantara, Yetty Movieta Nency menngatakan, fase pertama yang dilakukan ialah untuk melihat tingkat keamanan terhadap penerima vaksin.
“Alhamdulillah efek samping minimal, berjalan singkat, dan tak perlu pengobatan,” katanya belum lama ini.
Yetty pun menyebutkan, dalam penelitian fase pertama yang dilakukan, pihaknya melibatkan sedikitnya 27 orang sebagai subjek penelitian. Dalam pengamatan singkat selama empat pekan, jelasnya, terjadi peningkatan antibodi pada subjek.
Sehingga demikian, pihaknya kini tinggal menunggu restu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM untuk memasuki penelitian fase kedua. Selanjutnya, Vaksin Nusantara akan memasuki penelitian fase kedua dengan melibatkan 180 subjek.
“Itu juga akan meneliti keamanan ditambah pengaturan dosis dan efikasi,” sebutnya.
Seelahnya, penelitian akan dilanjutkan ke fase ketiga yang akan melibatkan 1.600 subjek. Dimana pada fase ini, jelas Yetty, khasiat serta efek samping Vaksin Nusantara dalam populasi yang besar akan diteliti. Menurutnya, Vaksin Nusantara memiliki efek samping minimal karena berasal dari sel yang diambil dari tubuh subjek.
“Benda asing dibandingkan dari tubuh manusia itu kan beda. Itu dari darah kita, diolah kemudian dimasukkan lagi. Disitulah keunggulannya,” ungkapnya.
Dikatakannya bahwa seluruh proses vaksinasi akan memerlukan waktu selama satu pekan. Meliputi pengambilan sel dendritik dari darah subjek dan pengenalan dengan antibody SARS-CoV-2. Kemudian hasilnya akan kembali disuntikkan ke tubuh subjek.
Ia juga mengatakan bahwa Vaksin Nusantara merupakan hasil kerjasama dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan, RSUP dr Kariadi, dan Universitas Diponegoro Kota Semarang. Dimana yang menjadi inisiator Vaksin Nusantara ini adalah Dokter Terawan.
Selain itu, sambungnya, harga Vaksin Nusantara lebih murah dibandingkan dengan vaksin yang telah beredar. Harga Vaksin Nusantara cukup terjangkau dikarenakan anggaran penyimpanan dan distribusi yang minimal.
“Jika telah diproduksi masal, harga satu dosis Vaksin Nusantara kira-kira $10,” beber Yetty. (tpc)