MEDAN – Memasuki musim kemarau, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) terus berupaya meningkatkan berbagai fasilitas pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah rawan karhutla, antara lain penguatan tim-tim pencegahan karhutla, penambahan personel, dan juga peralatan.
Berdasarkan data dari SiPongi (Karhutla Monitoring Sistem) Kementerian Lingkungan Hidup ada 1.742 Ha hutan dan lahan yang terbakar di Sumut. Angka ini lebih setengah dari total karhutla sepanjang tahun 2019 (2.514 Ha). Untuk itu, Gubernur Sumut (Gubsu), Edy Rahmayadi terus berupaya memperkuat tim pencegahan karhutla di daerah-daerah yang rawan.
“Kita akan berupaya tingkatkan fasilitas-fasilitas pencegahan karhutla di daerah-daerah yang rawan, seperti penambahan personel dan juga peralatan. Ini perlu kita lakukan karena Sumut memiliki hutan yang luas dan sebentar lagi kita memasuki musim kemarau,” kata Edy, usai bertemu dengan Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong di Rumah Dinas Gubernur, Kamis (23/7/2020).
Selain itu, menurut Edy, instrumen penting lainnya dalam pencegahan karhutla adalah edukasi kepada masyarakat dan para pelaku usaha. Menurutnya masih cukup banyak masyarakat atau pelaku usaha yang membuka lahan dengan membakar hutan.
“Masih ada masyarakat kita termasuk pelaku usaha yang memiliki kebiasan membakar hutan untuk membuka lahan. Perlu edukasi kepada mereka kalau itu menyalahi aturan yang berlaku. Bukan itu saja, beberapa kasus kebakaran hutan terjadi karena kecerobohan orang-orang yang meninggalkan puntung rokok, sisa api unggun. Ini di musim kemarau bisa menjadi bencana untuk hutan kita,” tambah Edy didampingi Wagubsu, Musa Rajekshah (Ijeck).
Pada kesempatan yang sama, Wamen LHK, Alue Dohong mengatakan dia dan timnya akan meninjau kesiapan Sumut dalam penanganan karhutla. Selain itu, dia juga akan meninjau kawasan-kawasan konservasi, kawasan wisata alam termasuk Taman Huta Raya (tahura) untuk melihat kemungkinan membuka kembali daerah-daerah ini untuk umum.
“Selain kesiapan tentang karhutla, kita juga akan meninjau kawasan-kawasan konservasi alam, melihat kemungkinan membuka tempat-tempat wisata, apakah itu secara terbatas, perlahan-lahan dengan protokol kesehatan agar ekonomi masyarakat mulai bergerak,” kata Alue.
Alue pun menerangkan, untuk mencegah kebakaran hutan, pemerintah juga akan memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
“Salah satu teknologi yang kita punya untuk pencegahan karhutla adalah TMC. Kita memodifikasi cuaca di suatu daerah agar turun hujan. Selain itu, tentu kita juga akan perkuat personel di lapangan yang melibatkan TNI, POLRI, LHK, BNPB dan Pemda,” terang Alue.
Informasi dihimpun, Alue dan timnya dijadwalkan berada di Sumut selama tiga hari. Selama kunjungan kerjanya, Alue dan timnya akan meninjau sejumlah tempat antara lain Sibolangit, lokasi KBD di Desa Mereka, Desa Paropo dan Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC). Selain itu, Wamen LHK dan tim juga akan mengunjungi Taman Wisata Bukit Lawang dan Tangkahan. (IP)