MEDAN – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) mendukung dan siap berkolaborasi dengan semua pihak dalam upaya mewujudkan ekosistem digital yang lebih baik di masa yang akan datang.
Apalagi, pandemi covid-19 menghasilkan fenomena low touch economy atau aktivitas ekonomi yang meminimalkan sentuhan fisik, telah mendorong untuk mengadopsi teknologi digital.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sumut (Sekdaprovsu), R. Sabrina pada acara webinar dengan tema ‘Peran Industri Internet dalam Memutus Rantai Penularan Covid-19 dan mendukung Kebiasaan Baru di Sumut’ di Ruang Sumut Smart Province (SSP), Lantai 6 Kantor Gubsu, baru-baru ini bersama dengan Direktur Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Ahmad M. Ramli, narasumber dari Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, Ikhsan Baidrus, dan perwakilan Telkom Subdit Jasa Telkom, Komang B. Aryasa, serta lainnya.
Hadir mendampingi Sekdaprovsu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis, dan Plt.Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut, Irman Oemar.
“Kondisi ini telah menciptakan momentum percepatan transformasi teknologi, khususnya digitalisasi proses bisnis di berbagai aktivitas sosial dan ekonomi. Bahkan diyakini hal ini akan menjadi sebuah kebiasaan baru bagi kita di masa yang akan datang. Untuk itu, tentu infrastruktur teknologi informasi menjadi pendukung yang utama,” ucap Sabrina.
Dalam mewujudkan ekosistem digital yang baik, Pemprovsu meminta untuk saling bekerja sama saling bahu-membahu meningkatkan kapabilitas yang telah dimiliki, terutama pada daerah-daerah blankspot di Sumut.
“Kami mengharapkan pengembangan sektor digital tidak hanya menyasar pada industri menengah ke atas. Namun penetrasi yang dilakukan harus menjangkau seluruh usaha riil dan UMKM yang telah mampu menjadi penyelamat ekonomi di saat krisis. Kami berkeyakinan berdasarkan data, usaha riil dan UMKM memberikan kontribusi sangat nyata terhadap PDRB dan penyerapan tenaga kerja,” katanya.
Direktur Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Ahmad M. Ramli dalam kata sambutanya menyatakan, pentingnya edukasi pada masyarakat tentang pentingnya penggunaan aplikasi dalam berbagai kegiatan untuk memutus mata rantai Covid-19.
Dari data total Desa/Kelurahan yang sudah terjangkau jaringan 4G di Indonesia sebanyak 70.670 Desa/Kelurahan. Sedangkan yang belum terjangkau 4G sebanyak 12.548 Desa/Kelurahan.
“Dari jumlah jaringan yang sudah merata di Indonesia, bagaimana kita menggunakan jaringan internet untuk mencegah penyebaran Covid-19 itu sendiri,” katanya.
Ahmad mengatakan, pemanfaatan internet di Danau Toba yang merupakan sektor prioritas pertumbuhaan ekonomi di Sumut yang sudah didukung 100% jaringan 4G diharapkan mampu mengembangkan marketplace untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi UMKM di Sumut.
“Dengan demikian perkembangan ini terus kita prioritaskan, dengan harapan dapat terus membantu pertumbuhan ekonomi dengan berdampingan dengan covid-19,” katanya.
Sementara narasumber dari Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, Ikhsan Baidrus dalam materi paparanya menyampaikan dari data Google’s Community Mobility Report menunjukan adanya penurunan mobilitas masyarakat Indonesia di sekitar tempat kerja, pusat perbelanjaan serta pusat rekreasi.
“Sebaliknya terjadi peningkatan mobilitas masyarakat di sekitar wilayah pemukiman,” katanya.
Dijelaskan Ikhsan banyak platform ekonomi yang memanfaatkan smartphone, perangkat lunak dan application programming interface (API) untuk menciptakan pasar digital dengan berbagai macam layanan dan produk yang akan berdampak pada peningkatan kebutuhan bandwidth yang signifikan.
“Penggunaan bandwidth untuk smartphone meningkat 435% dari tahun 2015 sebesar 1.969 MB/bulan menjadi 10.542 MB/bulan pada tahun 2020. Ini tentunya akan menyebabkan peningkatan trafik IP,” katanya.
Dalam kesempatan itu, perwakilan Telkom Subdit Jasa Telkom, Komang B. Aryasa juga memperkenalkan aplikasi yang bermanfaat untuk pencegahan dini covid-19 bagi masyarakat dan pemerintah. Aplikasi tersebut bernama PeduliLindungi yang sudah dapat diunggah di playstore.
Aplikasi PeduliLindungi yang dikembangkan oleh PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) saat ini sudah didownload 4,1 juta kali, jumlah ini belum 5% dari total penduduk Indonesia.
Komang menyampaikan beberapa manfaat dari aplikasi tersebut yakni untuk masyarakat aplikasi tersebut memberikan informasi bila pernah berdekatan dengan suspect Covid-19 dalam 14 hari terakhir dan lokasinya.
“Memberikan notifikasi bila memasuki daerah terdampak, juga memberikan peringatan bila berada di keramaian dan kerumunan,” katanya.
Juga memudahkan proses identifikasi ODP ketika masuk wilayah Indonesia. Memberikan peringatan bila keluar dari area karantina mandiri, memberikan fasilitas cek kesehatan mandiri serta fasilitas konsultasi dokter secara online.
“Membantu informasi Paspor bebas covid, lalu bisa melihat hasil rapid/swab diaplikasi serta dapat memberikan izin perjalanan luar kota, masuk daerah wisata berupa digital dokumen,” katanya.
Sedangkan manfaat untuk pemerintah sendiri, Komang menjelaskan, aplikasi ini dapat mengidentifikasi orang yang diduga terinfeksi karena pernah kontak dengan suspect Covid-19. Kemudian memudahkan pemerintah dalam proses tindak lanjut kepada orang yang berpotensi terinfeksi dengan protokol penanganan Covid-19.
Selanjutnya memberikan informasi daerah yang masih rawan terjadi kontak yang menyebabkan penyebaran virus, memberikan status ODP secara otomatis pada pendatang wilayah Indonesia dan memberikan status karantina mandiri pada pendatang wilayah Indonesia.
“Serta mengawasi proses karantina mandiri dan memberikan peringatan apabila terjadi pelanggaran protokol karantina. Selain itu dapat memeriksa masyarakat yang melakukan perjalanan bisnis, pribadi dan wisata,” katanya. (IP)