JELAJAHNEWS.ID, MEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi menyambut baik tawaran kerja sama PT Krakatau Engineering, terutama dalam bidang pembangunan infrastruktur.
Apalagi saat ini banyak proyek infrastruktur yang akan dibangun di daerah ini. Hal itu disampaikannya saat menerima audiensi PT Krakatau Engineering yang merupakan anak perusahaan PT Krakatau Steel yang bergerak di bidang konstruksi, Senin (5/10/2020).
“Saya sambut baik (tawaran kerja sama) ini, silahkan lihat kerja sama apa yang bisa dilakukan,” ujar Edy.
Ia pun memaparkan, Pemerintah Provinsi Sumut (Pemprovsu) memiliki sejumlah proyek pembangunan dalam waktu dekat. Salah satunya Sport Center di lokasi seluas sekitar 300 hektare di Desa Sena Kecamatan Batangkuis Kabupaten Deliserdang. Meski begitu, dirinya berpesan agar tidak bermain-main dalam proyek.
“Silahkan (kerja sama), yang pastinya barang ini harus halal. Tidak ada main-main disitu, kita harus benar-benar objektif,” tegas Edy.
Menurut Edy, Krakatau Steel memiliki besi dan baja yang termasuk terbaik di Indonesia. Karena itu, dirinya menyambut baik kerja sama yang ditawarkan oleh Krakatau Steel.
“Krakatau Steel punya besi dan baja yang terbaik di Indonesia. Maka kalau ada dari dalam negeri, untuk apa kita mengambil dari luar? Kalau bisa punya kita sendiri, kenapa tidak?,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Krakatau Engineering, Ahmad Hafidz Saubari menyampaikan pihaknya ingin berkolaborasi dengan Pemprov Sumut membangun daerah ini. Pihaknya siap mendukung proyek-proyek pembangunan infrastruktur Pemprovsu dan Pemerintah Pusat.
“Kita BUMN wajib mendukung proyek infrastuktur yang akan dikembangkan.” ujar Hafidz.
Hafidz menyampaikan, pihaknya telah banyak menyelesaikan proyek besar di berbagai provinsi di negeri ini. Salah satunya adalah baru menyelesaikan proyek pipanisasi di Jawa Timur. Selain itu, Krakatau Steel juga mengerjakan proyek pembangunan beberapa pabrik di Indonesia.
Bahkan pada pandemi Covid-19 saat ini, PT Krakatau Engineering menerima pembangunan pabrik alat kesehatan mulai dari sarung tangan hingga masker. Selama ini, katanya, alat kesehatan banyak diimpor dari luar negeri. Pandemi membuat semua pihak tersadar bahwa perlunya produksi alat kesehatan di dalam negeri.
“Beberapa investor meminta kami membangun pabrik alat kesehatan seperti sarung tangan dan masker. Jadi ini bisa jadi pemicu untuk kita memproduksi alat kesehatan sendiri di sini. Awalnya 99% kita impor, dengan kejadian ini kita baru sadar produksi alkes harus ada juga disini,” kata Hafidz. (IP)