JELAJAHNEWS.ID, MEDAN – Kementerian Perhubungan telah memulai program revitalisasi Terminal Tipe A Amplas Medan dan program Pembelian Layanan Angkutan Perkotaan (Buy The Service) di Provinsi Sumatera Utara.
Dimulainya kedua program tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama (ground breaking) Revitalisasi Terminal Tipe A Amplas dan peluncuran Buy The Service oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, di Medan, Minggu (8/11/2020).
“Sumatera Utara khususnya Medan memiliki potensi luar biasa. Pembangunan tidak boleh berhenti dan pelayanan harus tetap maksimal. Namun protokol kesehatan tetap menjadi panglima,” ungkap Menhub.
Menhub mengatakan apa yang dilakukan hari ini adalah bagaimana membuat kota Medan mempunyai angkutan massal yang masif, bagus dan signifikan, sehingga bisa dibandingkan dengan Jakarta.” Harapannya akhir 2021, lompatan angkutan massal ini meningkat dengan baik di Medan dan sekitarnya,” tambah Menhub.
Revitalisasi Terminal Penumpang Tipe A Amplas Kota Medan dilaksanakan dalam 3 tahap mulai tahun 2020 s/d 2022 dengan konsep mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 132 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan.
Rencana Revitalisasi Terminal menitik beratkan pada konsep “Mix Use” yaitu berupa pengembangan Terminal yang terintegrasi dengan pusat perekonomian seperti : Mall, Hotel, dan sebagainya, serta sistem pembelian tiket secara elektronik.”Revitalisasi Terminal Amplas menelan dana sebesar 45 Milyar Rupiah dengan skema Multi Years Contract (Kontrak Tahun Jamak),” tutur Menhub.
Buy The Service
Sementara itu, terkait dengan layanan Buy The Service, Kemenhub menghadirkan Layanan bernama TEMAN BUS yang memiliki arti Transportasi Ekonomis, Mudah, Andal, dan Nyaman (TEMAN) yang bisa dinikmati secara cuma-cuma oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu.
TEMAN BUS hadir sebagai penunjang mobilisasi masyarakat khususnya di wilayah Medan. Layanan ini diharapkan akan menjadi sebuah layanan yang diharapkan akan melengkapi pelayanan Trans Mebidang yang sudah ada.
Konsep Buy The Service akan didukung manajemen pengelola yang melaksanakan monitoring dan evaluasi dengan menggunakan sistem operasional kendaraan. Mulai dari sistem operasional, sistem pemeliharaan, sistem pengelolaan keuangan, dan sistem SDM melalui format digitalisasi secara real time.
Program ini adalah sebagai langkah awal implementasi dari program Buy The Service (BTS) yang memberikan subsidi penuh bagi operator dengan fasilitas pendukung di Bus yang lebih baik, sehingga diharapkan lebih banyak penumpang yang beralih ke moda transportasi publik, yang saat ini masih GRATIS.
Penumpang hanya menyiapkan kartu non tunai, dan dapat membuka aplikasi TEMAN BUS (Playstore/Appstore) untuk melihat rute, jadwal kedatangan dan keberangkatannya. sehingga penumpang lebih mudah dalam mobilisasi di kawasan perkotaan.
Layanan TEMAN BUS di Provinsi Sumatera Utara melayani 5 koridor yakni Koridor 1 Terminal Pinang Baris – Lapangan Merdeka; Koridor 2 Terminal Amplas – Lapangan Merdeka; Koridor 3 Belawan – Lapangan Merdeka; Koridor 4 Medan Tuntungan – Lapangan Merdeka; dan Koridor 5 Tembung – Lapangan Merdeka. Program ini menggunakan kendaraan Bus Besar dan Bus Sedang dengan tipe low entry. Bus ini dilengkapi dengan kursi prioritas dan area untuk penumpang disabilitas (kursi roda).
“Program Buy The Service memberikan kesempatan bagi BUMD dan swasta kecil untuk memilki PO-PO bus. Kita akan subsidi melalui lelang. Saya akan mengusulkan agar ini pengelolaan ini nantinya bisa multiyears hingga lima tahun,” pungkas Menhub.
Dalam tinjauannya, Menhub juga mengecek Kegiatan Padat Karya sektor transportasi darat di Medan, yang telah menyerap sebanyak 200 orang pekerja dari masyarakat setempat.
Turut hadir dan mendampingi tinjauan Menhub, Direktur Jendral Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Pangdam I/BB Mayjen TNI Irwansyah, Direktur Prasarana Perkeretaapian Ir. Heru Wisnu Wibowo, PJS Walikota Medan Arief Trinugroho, Dandim 0201/BS serta Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan Iswar Lubis.(rel/jai)