MEDAN – Anggota DPRD Medan yang bergabung di Pansus LKPj Walikota Medan 2019 kesal dan kecewa dengan kinerja Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Medan dr Edwin Effendy. Pansus menuding kinerja Kadinkes lemah dan program kegiatan terkesan copy paste sehingga laporan amburadul.
Rapat pembahasan yang dipimpin Ketua Pansus Edwin Sugesti Nasution (PAN) didampingi Sudari, Wong Cun Sen, Hendri Duin Sembiring, Edward Hutabarat, M Rizky Lubis dan Endriansyah Rendy Jumat malam (15/5/2020) berlangsung tegang. Saat rapat yang menghadirkan Kadis Kesehatan bersama stafnya itu diwarnai kritik pedas terhadap kinerja Dinas.
Tudingan miring yang dilontarkan dewan sangat mendasar. Sebab, dalam laporan yang disampaikan Kadis banyak kejanggalan. Seperti, yang disoroti anggota Pansus Wong Cun Sen terkait laporan kalibrasi yang tertera Rp 500 ribu dan itupun tidak terpakai. Bahkan banyak lagi laporan kegiatan yang tidak terlaksana dengan nilai yang janggal.
“Ini kan asal asalan, lagian dalam laporan yang menyebut realisasi program yang hanya 32,24 persen sangat kita sayangkan dengan kerja amburadul,” ujar Wong Cun Sen dengan nada kecewa.
Dilanjutkan Wong Cun Sen lagi, sebanyak 12 jenis kegiatan menyangkut peningkatan pelayanan kesehatan di kota Medan tidak terlaksana. Kinerja Edwin dituding sangat lemah. “Kita sayangkan 12 kegiatan tidak digunakan. Apa saja sih yang Bapak kerjakan. Ngapain digaji kalau hanya duduk saja. Kerja gak serius, main main saja,” tuding asal politisi PDIP itu denga kesal.
Begitu juga dengan sorotan yang dilontarkan anggota Pansus lainnya Hendri Duin Sembiring. Keberadaan Kadis Kesehatan dinilai tidak peduli dengan peningkatan kesehatan di kota Medan.
“Saya menganggap selama ini tidak merasa memiliki seorang Kadis Kesehatan di Kota Medan. Ketika kita hendak sharing untuk mengakomodir keluhan masyarakat terkait kesehatan tidak pernah bisa. Banyak keluhan masyarakat terkait pelayanan kesehatan tidak dapat diatasi karena Kadis tidak peduli dan tertutup,” tuding Hendri.
Dilanjutkan Hendri Duin, pantas saja banyak kegiatan yang tidak terlaksana di 2019 akibat Kadis tidak berkenan bersosialisasi dengan siapapun. Ketika kita hubungi, lewat SMS, Telephon, WhatsApp baik pagi, siang dan malam tidak pernah direspon. Luar biasa sifat tertutup Kadis. Tujuan kita menyahuti keluhan masyarakat soal kesehatan, ” ujar politisi PDI P itu dengan nada kecewa.
Sorotan yang hampis sama juga disampaikan Sudari ST. Politisi asal PAN ini menuding kinerja Edwin Efendy tidak serius kerja melakukan perbaikan pelayanan kesehatan di kota Medan. “Banyak anggaran tetapi tidak dijalankan. Pada hal kita hampir setiap hari didatangi warga mengeluh soal kesehatan tidak dapat teratasi, ” sebut Sudari.
Ditambahkan Sudari, banyak warga Medan Utara belum mendapatkan kepesertaan Penerima Bantuan Iuran (PBI) namun diterlantarkan. “Kenapa kepesertaan 12 ribu menjadi anggota PBI dibatalkan, lalu apa solusinya,” ujar Sudari dengan nada tinggi.
“Kalau komunikasi DPRD saja tersumbat dengan Kadis bagaimana pula.dengan masyarakat. Kita miris warga Medan banyak tidak terlayani kesehatan pada hal anggaran terus sisa,” sambung Sudari seraya menuding pasti ada yang tak beres dengan kinerja Kadis.
Ke depan kata Sudari, diharapkan ada kerjasama yang singkron antara Legislatif dan Esksekutif melayani masyarakat. “Mari kita sama sama memperbaiki kesehatan di kota kita ini,” ajak Sudari.
Menanggapi sorotan dewan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr Edwin Effendy mengatakan, memohon maaf jika Ianya terkesan sulit dihubungi. “Mungkin karena situasi dan beban tugas yang padat. Tidak akan terulang lagi karena itu bukan type saya,” ujar Edwin enteng. (Is)