JELAJAHNEWS.ID, ASAHAN – Balai Pengelolaan DAS dan hutan lindung Asahan Barumun telah menanam ratusan juta pohon berbuah yang tersebar di beberapa desa.
Program tersebut merupakan program Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan program tersebut sangat membantu untuk swadaya masyarakat setempat.
Selain pembangunan lingkungan hidup, Program dan kegiatan KLHK ini dapat meningkatkan usaha ekonomi melalui program perhutanan sosial, peningkatan investasi masyarakat, pariwisata dan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA).
“Kita prioritaskan bibit pohon ini ditanam di daerah rawan banjir dan longsor, kita juga pekerjakan masyarakat setempat. Dengan kata lain masyarakatnya sendiri yang pro aktif dalam perawatan dan pengembangan program rehabilitas hutan dan lahan ini,” tutur Perwakilan dari Balai Pengelolaan DAS Asahan Barumun, Komarudin, Rabu (03/11/2020) lalu.
Sementara itu, Tim Nasional Corruption Watch (NCW) menemukan kejanggalan yang tidak sesuai dengan teknis dilapangan, seperti bibit pohon banyak mati, pemupukan tidak merata dan ada lokasi fiktif ditemukan.
“Ini kan tidak sampai sini saja, pemeliharannya sampai 2 tahun kedepan dan ini sudah berjalan 1 tahun. Ada pohon yang mati ya di sulam dengan mengantikan bibit pohon yang unggul. Untuk pemupukannya juga dilakukan secara berkala sehingga benar-benar tumbuh besar dan berbuah nantinya,” ujar Komarudin menanggapinya.
Komarudin menambahkan, jika hal ini dapat berjalan dengan baik dan perawatannya maksimal, maka yang mendapat keuntungan ya masyarakat desa tersebut. Mereka dapat memanen buahnya nanti, seperti jengkol, durian alpokat dan tumbuhan berbuah lain nya.
Menurutnya, lokasi fiktif itu tidak ada, sudah sesuai dengan prosedur pemindahan lahannya. Lahan yang pertama itu dikuasai oleh masyarakat sehingga tidak layak kita tanam disana.”Jadi kita pindahkan ke lokasi desa yang lain,”katanya.
“Maka dengan ini kita mengharapkan dukungan semua masyarakat guna mendukung program yang sudah dijalankan ini. Campur tangan masyarakat sangat dibutuhkan agar tercapainya nanti tujuan dan maksud rehabilitas hutan dan lahan ini,”harap Komarudin.
Sementara itu, NCW sangat mengapresiasi program tersebut, dimana beberapa bulan lalu dapat sorotan dan kritikan terkait ketidak sesuaian teknis dilapangan.
“Kita sempat menyoroti program tersebut, dilapangan kita temukan banyak bibit pohon yang mati dan tidak terawat. Seperti Tanaman RHL KPH Wil Padangsidimpuan, Sipirok, Gunung Tua, Tarutung, Dolok Sanggul dan Aek Kanopan,” kata Korbid Investigasi DPP NCW Herman Simare disalah satu hotel di Medan, Jumat (6/11/2020) siang.
Lanjut Herman, mereka cepat tanggap dalam permasalahan ini dan bergegas untuk memperbaharui dan menyulam dimana titik-titik tanaman yang mati dan membersihkan area tanaman itu. Dalam hal ini sosial control sangat dibutuhkan disini.
“Karena anggaran yang dikucurkan kedalam sangatlah banyak, maka dengan itu kita hadir untuk mengkawal program tersebut benar-benar sesuai dengan misi dan visinya. Agar peruntukan ke masyarakat desa dapat tercapai, “pungkas Herman. (Red)