JELAJAHNEWS.ID, MEDAN – Menurunnya kesadaran protokol kesehatan (Prokes) dapat dilihat dari kondisi masyarakat saat ini yang mulai banyak melepaskan masker saat berada di tempat umum.
Sebagaimana hal tersebut diungkapkan Staf Ahli Menteri Kominfo, Henry Subiakto pada diskusi Catatan Akhir Tahun: ‘Pandemi Covid 19 dan Kebebasan Pers’ melalui zoom, Jumat (11/12/2020).
“Di tengah pandemi ini, masih ada juga yang percaya konspirasi. Ada yang masih percaya informasi yang tersebar di media sosial (hal yang tidak benar mengenai Covid-19),” katanya.
Hal tersebut pun menurutnya menjadi tantangan bagi media massa untuk meluruskan informasi-informasi yang menyesatkan terkait dengan Covid-19 yang tersebar di berbagai media sosial saat ini.
“Ini jadi tantangan agar masyarakat tidak dis-informasi. Artinya, pers harus meluruskan informasi yang tersebar di media sosial atau media massa abal-abal,” ungkap Henry.
Hal tersebut pun turut diamini oleh Bambang Harimurti. Sebagai salah seorang wartawan senior yang hadir dalam webinar itu, Bambang mengatakan masih banyaknya informasi yang menyesatkan terkait soal covid-19. Oleh karenanya, ia pun menginginkan kerjasama yang baik dari masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan secara benar.
“Bagi masyarakat bukan hanya pejabat publik yang positif, dibutuhkan keterbukaan kepada publik atau mendeklarasikan diri. Hal ini penting untuk memutus penularan covid-19. Sebab, hanya dengan cara itu kita bisa menangani wabah ini. Dan cara ini juga bertujuan untuk menggali semua kebenaran terkait isu maupun perkembangan covid-19,” ungkapnya.
Kemudian, Pemimpin Redaksi Femina, Petty S. Fatimah juga menimpali, dalam menghadapi pandemi covid-19 saat ini, media massa juga harus memberikan informasi yang mengedukasi. Karena menurutnya, masyarakat itu butuh informasi, inspirasi, sekaligus edukasi bagaimana menghadapi wabah covid-19 ini.
“Media massa jangan hanya sekadar membuat konten berita saja. Melainkan juga bagaimana agar media massa bisa merawat harapan masyarakat, permasalahan apa yang sedang dialami warga saat ini, agar bisa bertahan dan bangkit dari dampak pandemi ini. Bisa dibayangkan pandemi ini membuat semua lapisan masyarakat terdampak,” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins mengatakan bahwa pandemi covid-19 ini telah memperburuk ancaman terhadap media. Disebutkannya juga bahwa kondisi ini sudah mengkhawatirkan.
“Kita harus menentang semua upaya, oleh negara mana pun, untuk menggunakan pandemi ini sebagai alasan untuk membatasi kebebasan pers, membungkam perdebatan, menyalahgunakan tugas jurnalis, atau menyebarkan informasi yang salah,” tutur Jenkins.
Dijelaskannya bahwa pemerintah Inggris bekerja sama dengan Unesco dalam menangani isu global, yakni pandemi covid-19 di dunia. Pihaknya memberikan jaminan kebebasan jurnalis dan media massa dalam berekspresi menyajikan informasi yang sebenar-benarnya terkait pandemi Covid-19.
“Kekebasan pers bukan hanya saja komponen demokrasi. Kami melindungi jurnalis bekerja sama dengan Unesco, seperti memberikan bantuan hukum bagi jurnalis yang membutuhkan,” ujarnya. (IP)