MEDAN – Bisnis berbasis online menjadi salah satu usaha yang memiliki peluang untuk berkembang di masa pandemi Covid-19.
Hal ini dapat menjadi alternatif pilihan para pelaku usaha dan masyarakat untuk bangkit dan berkembang setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19. Hal itu terungkap dalam acara Workshop Virtual Wirausaha yang digelar Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sumatera Utara (Sumut) di Kantor DWP Sumut, Jalan Teuku Cik Ditiro Medan, Selasa (4/8/2020).
Workshop yang dibuka secara resmi oleh Penasihat DWP Sumut, Sri Ayu Mihari ini turut diikuti oleh 140 peserta dari seluruh anggota unit kerja DWP Kabupaten/Kota. Salah satu narasumber dalam workshop tersebut adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU, Doli Muhammad Jafar Dalimunthe. Dikatakannya, peluang bisnis yang dapat berkembang saat pandemi Covid-19 adalah yang berbasis online.
“Kenapa harus bisnis online, karena itu yang bisa dilakukan di rumah. Waktunya tidak terikat, tidak harus nine-to-five (kerja jam 9.00 – jam 5.00), bisa dilakukan tanpa modal. Dahulu orang selalu mengatakan untuk memulai usaha harus ada modal, sekarang malah terbalik, cukup mengandalkan jejaring yang luas,” jelas Doli.
Tak hanya itu, Doli juga mengatakan wirausahawan saat ini harus memiliki beberapa hal, yaitu jiwa leadership, berani ambil risiko, inovatif dan menguasai industri 4.0.
“Kemampuan yang harus dimiliki wirausaha saat ini adalah leadership, karena kita harus mampu mengatur semuanya, bagaimana mengelola konsumen, waktu hingga keuangan. Kemudian juga berani mengambil risiko, mampu melihat peluang, harus mampu membuat inovasi dan yang paling penting adalah mempersiapkan diri untuk industri 4.0,” tambahnya.
Plt.Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumut, Ridho Haykal Amal yang membawakan materi tentang perempuan dan wirausaha mengatakan bahwa stereotip gender menjadi penghalang seorang wanita menjadi pengusaha.
“Perempuan itu sebernarnya multitalent. DWP itulah identik dengan perempuan, karena sejatinya perempuan itu harus punya kemampuan berwirausaha. Namun karena penggiringan stereotip gender jadi membatasi tindakan perempuan. Misalnya perempuan sebelum jam 7 harus sudah pulang ke rumah,” terangnya.
Dikatakan Ridho, perempuan itu harus duduk sebagaimana mestinya, mesti kreatif dan inovatif. Karena perempuan itu adalah tiang negara. Bila baik perempuannya, maka baiklah negaranya.
“Kalau tidak baik perempuanya maka buruklah. Perempuan itu bisa menjadi baik atau pun buruk tergantung prianya,” terangnya.
Sebelumnya, Penasihat DWP Sumut, Sri Ayu Mihari mengapresiasi Workshop Virtual Wirausaha yang dilaksanakan. Workshop inipun diharapkannya dapat mendorong para pelaku usaha dan masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 untuk bangkit kembali dan mengembangkan usaha.
“Kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini sangat berdampak pada masyarakat, khususnya dalam bidang ekonomi. Banyak keluarga yang mengalami penurunan penghasilan atau bahkan kehilangan mata pencaharian. Untuk itu, saya bangga DWP Sumut tergerak untuk mencarikan solusi membantu masyarakat,” ungkap Sri Ayu.
Sementara itu, Ketua DWP Sumut, Linda Fauziah mengatakan, kegiatan tersebut merupakan implentasi dari program kerja bidang ekonomi DWP Sumut.
“Dengan kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan dirinya, menambah ilmu, keahlian dan ketrampilan sehingga dapat memberikan contoh bagi masyarakat dan keleuarga,” ujarnya.
Menurut Linda, kegiatan ini juga merupakan langkah awal DWP Sumut agar kedepannya dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan memberikan peluang usaha.
“Sehingga nantinya mampu meningkatkan ekonomi keluarga dan pada akhirnya berdampak untuk menyejahterakan masyarakat,” tambahnya. (IP)