JELAJAHNEWS.ID, MEDAN – Kondisi perkembangan pandemi Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) terus menunjukan hal yang membaik.
Meski masih ditemui jumlah kasus konfirmasi positif yang terjadi, namun secara keseluruhan angka kesembuhan para penderita Covid-19 di Sumut terus mengalami kenaikan.
Selain mengendalikan angka Covid-19 di Sumut, Pemprovsu tetap mengerakkan ekonomi di Sumut serta berhasil juga dalam memberikan stimulus ekonomi kepada warga yang terdampak Covid-19 di Sumut.
Menjelang Natal dan Tahun Baru 2021 nantinya, Gubenur Sumut telah mengantisipasi mengenai ketersediaan bahan pangan, listrik dan bahan bakar. Dari jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sumut juga telah membantu mengakomodir hal itu.
Gubernur bergandengan tangan dengan semua pihak untuk melakukan pemulihan ekonomi Sumut. Bergandengan tangan ini dilakukan agar masa sulit akibat dampak pandemi Covid-19 bisa dilalui bersama demi kesejahteraan masyarakat Sumut.
Seperti diketahui bahwa secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi melambat dari tahun sebelumnya akibat penurunan permintaan konsumsi, seiring turunnya pendapatan masyarakat di masa pandemi Covid-19. Ketidakpastian ekonomi menyurutkan niat pelaku usaha untuk berinvestasi dan lebih bersikap wait and see. Pelambatan juga terjadi pada investasi pemerintah, dengan relokasi belanja modal ke dana penanganan Covid-19.
Data Bank Indonesia bahwa dari sektor usaha transportasi, akomodasi dan makan minum, perdagangan mengalami dampak besar dengan penurunan masing-masing 17,87%, 14,54% dan 3,76% dari tahun sebelumnya (yoy). Sementara lemahnya permintaan, menahan sektor industri pengolahan sebesar 1,47% (menurun). Laju perekonomian ditopang oleh sektor pertanian. Dengan stabilnya permintaan bahan makanan sabagai kebutuhan pokok (naik 1,12%).
Lambatnya pertumbuhan ekonomi saat ini, menjadikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut aktif melaksanakan berbagai program sesuai kerangka 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif.
Penanganan Covid-19 yang efektif menjadi kunci akselerasi pemulihan ekonomi ke depan. Langkahnya adalah penyediaan vaksin bagi kelompok rentan, sekaligus mempersiapkan sarana kesehatan yang lebih baik. Kemudian menjaga proses transisi pemulihan ekonomi seperti sektor prioritas aman dan produktif dengan risiko penularan rendah tetapi memiliki daya dukung potensi ekspor yang tinggi. Ada 10 sub sektor yang dapat diprioritaskan pengembangannya di Sumut, antara lain tanaman pangan, perkebunan, peternakan, jasa keuangan dan asuransi, industri makanan dan minuman, konstruksi, perdagangan, hortikultura, kehutanan serta perikanan.
Selain itu ada tiga sektor utama yaitu pertanian, industri pengolahan dan perdagangan juga memiliki daya serap tenaga kerja yang sangat besar. Langkah ini dinilai dapat membantu menghadapi tantangan di masa pandemi seperti peningkatan kasus Covid-19, rendahnya kemandirian fiskal dan rendahnya daya tahan UMKM dikarenakan berbagai sebab.
Untuk itulah langkah sinergi semua pihak untuk saling mendukung ke arah pemulihan ekonomi demi kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya Sumut yang bermartabat sangat diperlukan.
Untuk mengairahkan ekonomi, Pemprov Sumut juga telah menyiapkan stimulus ekonomi bagi sektor UMKM untuk mengatasi dampak Covid-19. Pemprov Sumut telah mengalokasikan anggaran stimulus ekonomi Rp10 miliar atau 1,9% dari hasil refocusing anggaran tahap pertama di APBD 2020 sebesar Rp502,1 miliar. Penyalurannya juga telah dilakukan ke kabupaten/kota yang ada di Sumut. Begitu juga program stimulus ekonomi pada refocusing di tahap dua dan tiga. Bukan hanya UMKM, sektor pertanian dan perternak juga dibantu Gubernur Sumut untuk memulihkan kembali ekonomi Sumut. Semuanya dilakukan agar masyarakat bisa bertahan di tengah pandemi saat ini.(FP)