JELAJAHNEWS.ID – Presiden Jokowi mengingatkan kepada seluruh kepala daerah untuk berhati-hati dan waspada menghadapi tantangan global 2023 mendatang.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center, Rabu (30/11/2022).
Pertemuan yang mengangkat tema ‘Sinergi Dan Inovasi Memperkuat Ketahanan Dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju’ ini dihadiri oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, para duta besar negara-negara sahabat, ketua dan pimpinan OJK LPS, serta seluruh kepala daerah se-Indonesia.
“Saya setuju bahwa kita harus optimis, tetapi tetap waspada,” kata Presiden.
Hal ini ia sampaikan, bahwa situasi global tidak pasti dan sulit diprediksi. Ada tiga sektor yang menjadi perhatian Presiden, yakni ekspor, investasi, dan konsumsi rumah tangga.
Ia mengatakan ekspor Indonesia tahun 2021 dan 2022 meningkat pesat, aman tetap perlu hati-hati karena problem Tiongkok bisa menjadi pemicu menurunnya ekspor.
Tidak hanya di Tiongkok, Uni Eropa dan Amerika juga akan mengalami pelemahan ekonomi.
“Ekspor kita ke Tiongkok/Cina itu cukup besar, ke Uni Eropa juga besar. Oleh sebab itu, tetap waspada,” ujarnya.
Kedua, untuk investasi, saat ini Indonesia telah mendapatkan kepercayaan. Akan tetapi masih ada aturan yang perlu direformasi dan perlu pelaksanaan yang benar dilapangan.
Ia juga menerangkan tahun depan investasi tidak semudah tahun 2021/2022. Meskipun target Rp900 triliun pada 2021 tercapai, dan target Rp1.200 triliun tahun 2022 menurut Menteri Investasi dapat tercapai.
“Tahun depan Rp1.400 triliun bukan angka yang kecil dan mudah, karena semua negara bersaing merebut investor,”katanya
“Oleh sebab itu, saya titip tadi kepada seluruh kementerian, kepada gubernur, kepada bupati, kepada wali kota, jangan sampai ada yang mempersulit, mengganggu capital inflow/arus modal masuk dalam rangka investasi ini. Karena ini menjadi salah satu kunci pertumbuhan ekonomi kita,” sambungnya.
Ketiga, berkaitan dengan konsumsi rumah tangga. Sebagaimana diketahui, PDB ekonomi dipengaruhi besar dengan konsumsi.
“Ini harus sedikit demi sedikit kita ubah, agar dari konsumsi bisa masuk ke produksi yang mempengaruhi. Hati-hati mengenai pasokan pangan, hati-hati mengenai pasokan energi yang harus betul-betul kita jaga agar konsumsi rumah tangga ini tetap tumbuh dengan baik, sehingga growth kita akan sesuai dengan target yang telah kita buat,” tegasnya.
Diakhir arahannya, ia juga menyampaikan saat ini investasi di luar pulau Jawa sudah lebih besar dari Pulau Jawa. Presentase angka biasanya 70:30.
“Sekarang luar Jawa sudah 53 persen. Inilah menurut saya, keberhasilan membangun infrastruktur yang diikuti menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru dan diikuti oleh investasi yang menuju ke luar Jawa,” tutupnya.(skb/jn)