KARO – Bupati Karo Terkelin Brahmana SH MH menilai, keberadaan alat tes swab sangat penting dalam mendeteksi pasien yang terpapar Covid-19. Polymerase Chain Reaction (PCR) atau alat tes swab untuk Covid-19, kian terasa semakin dibutuhkan dimiliki RSUD Kabanjahe mengingat jumlah terkonfirmasi positif virus corona semakin hari semakin bertambah di Kabupaten Karo.
Peningkatan kasus Corona di daerah yang baru tenang dari bencana erupsi Gunung Api Sinabung itu dalam beberapa pekan terakhir terjadi lonjakan terkonfirmasi positif dipicu beragam faktor. Pada 30 Juli 2020 terkonfirmasi positif mencapai 57 orang.
Padahal, satu hari sebelumnya yakni pada 29 Juli 2020 masih 53 orang. Selanjutnya, pada 31 Juli 2020 terkonfirmasi positif melonjak tajam hingga mencapai 60 orang. Lebih mencengangkan lagi, pada 1 Agustus 2020, terkonfirmasi positif naik drastis ke angka 64 orang, hanya selang satu hari, pada 2 Agustus 2020 meningkat tajam menjadi 66 orang.
Menyikapi fenomena ini, Pemkab Karo meminta Kemenkes untuk mendatangkan alat PCR atau alat tes swab. Alat tersebut akan digunakan untuk melakukan tes swab secara masif. Sebab, untuk mengetahui positifnya seseorang, tidak bisa hanya dilakukan RDT. Uji swab bagi kontak erat orang-orang yang rentan harus dilakukan.
Hal itu diungkapkan Bupati Karo Terkelin Brahmana, didampingi Kepala Dinas Kesehtan drg Irna Safrina Meliala MKes, Direktur BLUD RSUD, dr Arjuna Wijaya SpP, saat menerima kunjungan dari Direktur PT Berkah Bima Insani Herianto P dan Jhon Erikson selaku Product Aplikasi di ruang kerjanya, Rabu (05/08/2020) siang.
RSUD Kabanjahe layak memiliki alat Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk melengkapi laboratorium pemeriksaan swab test. Dengan demikian RSUD Kabanjahe mampu melakukan swab test kepada pasien Covid-19 secara mandiri dan hasilnya pun bisa lebih cepat keluar. “Apalagi, RSUD Kabanjahe merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang ditunjuk oleh pemerintah dalam penanganan pasien Covid-19,” kata Terkelin.
Menurut Bupati, selama ini RSUD Kabanjahe kewalahan, sebab harus menunggu antrean lebih lama hasil pemeriksaan Swab Test dari Laboratorium PCR dari rumah sakit di Medan, dan harus menunggu hasilnya sampai berhari-hari. “Dengan adanya alat PCR komplit di RSUD Kabanjahe, penanganan terhadap pasien yang positif Covid-19 sudah bisa lebih cepat,” ujar Bupati Karo
Diketahui, hingga saat ini RSUD Kabanjahe yang dihunjuk sebagai salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumatera Utara, belum memiliki alat PCR. Makanya, kita harus bergerak cepat tanpa harus menunggu lebih lama turunnya bantuan dari pusat.
“Kalau tidak turun dalam satu minggu ini, kita beli saja alat itu,” kata Bupati sembari kembali mengingatkan masyarakat disiplin mematuhi protokol Covid-19.
Penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19, sambung Bupati Karo, meningkat drastis akhir-akhir ini, tidak bisa dianggap enteng. Selain kita fokus di pencegahan, alat tes swab juga harusnya tersedia di RSU Kabanjahe.
“Lebih cepat lebih baik. Lebih cepat diperiksa swab testnya maka akan lebih cepat penangananya,” katanya. Dalam penanganan pandemi, tandas Terkelin Brahmana, RSUD Kabanjahe harus difasilitasi dengan alat kesehatan Covid-19 yang representatif, untuk mengantisipasi kemungkinan kondisi paling buruk yang akan terjadi ke depan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo drg Irna Safrina Meliala bersama Direktur RSUD Kabanjahe dr Arjuna Wijaya yang juga ikut mendampingi Bupati Karo kepada media, mengatakan, pihaknya masih menunggu bantuan dari pusat untuk pengadaan alat tersebut.
Menurut mereka, pengadaan alat Test PCR ini sudah diajukan ke Kementerian Kesehatan di Jakarta beberapa waktu lalu. Namun, ketika Bupati menanyakan kapan alat tersebut akan dikirim, Kadis dan Direktur RSUD Kabanjahe tidak bisa memastikan.
“Tetap kita monitor pak, namanya kita meminta harus bersabar,” ujar Kadis Kesehatan dan Dirut di hadapan Bupati Karo. Masyarakat meminta agar Pemkab Karo secepatnya menyiapkan peralatan yang lebih cepat mendeteksi warga yang positif Covid-19. Kalau perlu hasilnya dapat ditunggu dalam waktu beberapa jam saja, bukan harus menunggu sampai berhari-hari. Karena menurut mereka, penggunaan rapid tes yang dilakukan selama ini untuk mendeteksi apakah seseorang itu terpapar virus corona atau tidak, tidak dapat dijadikan acuan final bahwa yang diperiksa terbebas dari Covid-19. (Jai)