JELAJAHNEWS.ID, JAKARTA – Agar para pengusaha mampu bertahan dan menembus pasar ekspor ditengah pandemi virus corona, Menteri Perdagangan (Mendag), Agus Suparmanto pun memaparkan bagaimana strategi pemasaran yang harus dilakukan. Sebab katanya, masa pandemi ini banyak mengubah tatanan. Dan untuk bisa bertahan, maka kita pun harus bisa menyesuaikan diri.
“Dengan social distancing (jaga jarak), pendekatan konvensional sudah tidak lagi bisa diterapkan,” kata Agus dalam Jakarta Marketing Week 2020, belum lama ini.
Adapun strategi pemasaran yang pertama menurutnya ialah empathy society. Artinya, kita mengedepankan empati dalam komunikasi pemasaran kepada target pasar. Strategi ini, jelas Agus, dilakukan mengingat sisi lain dari pandemi adalah melahirkan perilaku masyarakat baru yang penuh empati dan sarat solidaritas sosial.
“Kemudian strategi Kedua, yakni pemasaran multimedia yang memberikan informasi dan menjawab semua keluhan atau kebutuhan pelanggan melalui berbagai platform informasi baik website, media sosial, surat elektronik hingga pesan aplikasi,” sebutnya.
Lalu yang Ketiga, ialah jaminan keamanan terkait produk yang ditawarkan dan strategi go virtual atau digital dengan memastikan bisnis perusahaan bisa dijangkau dalam jaringan (daring/online). Karena menurutnya, konsumen saat ini banyak yang beralih menggunakan media digital. Dan dengan digital, pelaku usaha pun dapat memasarkan produknya lebih luas hingga ke pasar global.
Lebih jauh Agus menjelaskan bahwa produk Indonesia memiliki peluang yang besar merambah pangsa pasar dunia. Pasalnya, hingga 2019, porsi ekspor Indonesia terhadap total ekspor dunia kurang dari 1% yakni 0,89% dengan realisasi ekspor mencapai 167,49 miliar dolar AS.
Pada 2019, posisi Indonesia dalam perdagangan global berada di peringkat ke-32 atau di bawah Malaysia yang menduduki peringkat 25, Thailand (24), Vietnam (19), dan Singapura (15). (cni)