JAKARTA – Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) buka akhirnya suara terkait persoalan isu ancaman krisis pangan di masa pandemi saat ini.
Sebagaimana rumor tersebut muncul setelah Organisasi Pangan Dunia (FAO) memprediksi kekeringan bakal melanda negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Menanggapi hal itu, Buwas mengatakan, bahwa ketahanan pangan Indonesia saat ini masih cukup baik, khususnya untuk komoditas beras. Hal itu lantaran dukungan cuaca yang bersahabat, sehingga beberapa wilayah di Indonesia tengah bersiap memasuki musim panen fase kedua.
“Untuk Indonesia tidak usah khawatir, karena cuaca kita tidak seekstrim diluar. Prediksi kita sebelumnya, sekarang sudah tidak panen, tapi sekarang masih panen di beberapa wilayah,” ujar buwas dalam sesi bincang virtual, Selasa (14/7/2020).
“Bahkan di beberapa wilayah sekarang sudah mulai tanam lagi, jadi akan ada panen lagi. Jadi kekuatan pangan kita boleh dikatakan masih stabil,” imbuhnya.
Namun demikian, Bulog tetap bersiap-siap terhadap kemungkinan terburuk. Seperti lewat penyerapan gabah guna mengantisipasi masa paceklik beras yang biasa dimulai tiap September.
“Kita juga sudah persiapkan kemungkinan terburuk. Gabah juga sudah disiapkan. Tapi saya yakin dengan perhitungan, cuaca kita tidak sekestrim di negara-negara lain,” tegasnya.
Lebih lanjut, Buwas juga menyatakan bahwa konsumsi pangan masyarakat Indonesia bukan hanya beras. Ia juga menyoroti ketersediaan sagu di Papua yang melimpah, meski kini posisinya mulai tergantikan oleh kebutuhan konsumsi beras.
“Tapi jangan hanya lihat pangan dari sisi beras. Ada kentang, umbi-umbian, itu harus dikelola dengan baik. Kalau kita mau bicara sagu di Papua, itu ada 450 juta ton pertahun produksinya. Ini kekuatan,” tandasnya. (mdc)