JAKARTA – Indonesia terkenal memiliki banyak makanan khas yang enak dan unik. Bahkan, hampir setiap daerah di Indonesia selalu memanfaatkan hasil buminya untuk diolah kembali menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi, termasuk makanan fermentasi.
Makanan fermentasi dibuat dengan menggunakan prinsip bioteknologi sederhana dengan memanfaatkan mikroorganisme seperti ragi, bakteri, fungi dan kapang. Hampir semua makanan tradisional Indonesia yang dibuat dengan hasil bioteknologi ini diproduksi secara rumahan. Tak hanya rasanya yang unik dan enak, namun juga memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Mau tau apa saja makanan hasil fermentasi yang menjadi makanan tradisional khas Indonesia, berikut ulasannya:
1. Tempe
Makanan tradisional Indonesia satu ini mungkin sudah taka sing bagi kita semua warga Negara Indonesia. Bahkan Tempe pun saat ini sudah dikenal hampir di seluruh dunia.
Sebagaimana diketahui, Tempe terbuat dari hasil fermentasi biji kedelai menggunakan ragi. Tempe sangat enak diolah dengan cara digoreng ataupun diolah sebagai campuran makanan lain.
Jenis Tempe juga beragam sesuai dengan bahan baku yang digunakannya. Seperti tempe kedelai, tempe bungkil khas Jawa Tengah, tempe bongkrek, tempe enjes khas Malang, tempe benguk khas Yogyakarta, tempe kecipiur khas Sumenep hingga tempe lamtoro kas Yogyakarta.
Dikutip dalam buku berjudul ‘Teknologi Pengolahan Pangan: Pembuatan Tempe’ oleh Ir. M. Lies Suprapti, tempe mengandung vitamin B12 lebih dari 4 mcg (microgram) yang biasanya terdapat pada daging. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12, cukup dengan mengonsumsi 25 gram tempe setiap hari.
2. Oncom
Bagi kita warga Sumatera Utara (Sumut), mungkin Oncom sedikit asing ditelinga kita. Wajar saja, sebab Oncom merupakan makanan tradisional Indonesia yang dibuat dengan cara fermentasi dan berasal dari Jawa Barat.
Dalam proses pembuatannya, oncom dibuat dengan bungkil tahu yang difermentasikan dengan jamur Neurospora intermediavar. Sehingga Oncom memiliki rasa dan aroma yang unik. Ada dua jenis oncom di pasaran yaitu oncom merah dan oncom hitam.
Oncom merah dibuat engan menggunakan Neurospora Sitophila, sedangkan oncom hitam menggunakan Rhizopus Oligosporus. Oncom hitam juga tidak dibuat dari ampas tahu, tetapi dengan ampas kacang.
Di Jawa Barat, Oncom diolah menjadi beragam makanan enak dan cenderung memiliki citarasa gurih pedas. Ulukutek Leunca khas sunda menjadi salah satu yang populer yakni dibuat dengan bahan Oncom, leunca, daun kemangi, dan cabai. Selain itu ada juga Nasi Tutug Oncom khas Tasikmlaya yang dibuat dari nasi dan diaduk dengan Oncom goreng kemudian dibakar.
3. Tape
Siapa yang tak kenal dengan Tape? Makanan tradisional Indonesia yang menjadi makanan khas Pulau Jawa yang sudah sangat terkenal di seluruh pelosok negeri. Dan dari jenisnya, Tape dibedakan menjadi dua sesuai dengan bahan baku pembuatannya, yaitu tape singkong dan tape ketan.
Makanan tradisional Indonesia tape ini dibuat dengan menggunakan mikroorganisme berupa jamur Saccharomyces cervisiae. Jenis tape lainnya yang berasal dari Kabupaten Bondowoso ini justru memanfaatkan ubi ungu yang diolah menjadi tape.
Cara membuat tape ubi ungu ini tidak jauh berbeda dengan membuat tape berbahan singkong. Ubi atau singkong dikupas, kemudian dicuci bersih lalu dikukus. Setelah matang, ubi kemudian ditiriskan di atas meja atau tampah bambu hingga dingin.
Setelah dingin, ubi kemudian dibalur dengan ragi hingga merata da dimasukan ke dalam besek anyaman bambu yang sudah dilapisi dengan daun pisang dan tutup rapat. Diamkan selama tiga hari agar ubi bisa menjadi tape.
4. Pakasam
Pakasam merupakan menu makanan khas Banjar, Kalimantan Selatan. Makanan ini berasal dari proses fermentasi ikan air tawar yang didiamkan beberapa hari sehingga menghasilkan rasa yang asam.
Ada dua jenis ikan yang paling banyak diolah menjadi Pakasam, yaitu ikan sepat dan ikan papuyu. Proses fermentasi ini dibantu oleh bakteri asamlaktat berupa nasi.
5. Lemea
Mungkin tak semua dari kita mengetahui apa itu Lemea. Lemea merupakan makanan tradisional Indonesia dan menjadi makanan khas Suku Rejang.
Dimana Suku Rejang adalah salah satu suku tertua yang ada di Pulau Sumatera selain bangsa Melayu. Lemea berasal dari bambu muda yang dicincang lalu dicampur dengan ikan air tawar seperti ikan mujair dan sepat.
Kemudian disimpan dalam wadah dan dieram selama tiga hari. Setelah itu, lemea baru dapat dinikmati dengan nasi. Lemea memiliki aroma yang tajam dan terkesan tidak sedap, namun siapa sangka banyak orang yang menyukai lemea sebagai lauk nasi dicampur dengan ikan.
6. Dadih
Bagi suku Minangkabau, Dadih bukanlah makanan yang asing lagi. Benar saja, Sebab Dadih merupakan produk susu fermentasi yang berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat. Dadih berasal dari susu kerbau yang dimasukkan ke dalam tabung bambu dan ditutup menggunakan daun pisang.
Kemudian didiamkan selama satu hari dengan suhu ruang hingga terbentuk gumpalan. Gumpalan yang terjadi disebabkan karena adanya mikroba yang berasal dari bambu dan pisang, sehingga akan menghasilkan bentuk yang menjendal dan berwarna putih kekuningan dengan aroma khas.
7. Brem
Brem menjadi salah satu makanan ringan dan sering dijadikan oleh oleh khas Jawa Timur. Brem Madiun yang berwarna putih kekuningan memiliki rasa manis asam. Pusat penghasilan brem terletak di Desa Caruban dan sudah dibuat secara turun temurun. Brem mengandung alkohol berkat hasil fermentasinya.
Brem adalah makanan tradisional Indonesia berasal dari sari ketan yang dimasak dan dikeringkan. Fermentasi ketan hitam yang diambil sarinya, kemudian diendapkan dalam waktu sekitar sehari semalam. Sensasi makan brem cukup unik, karena ketika dimasukkan ke dalam mulut akan langsung mencair dan lenyap meninggalkan rasa ‘nyess’ di lidah. (dtc)