JELAJAHNEWS.ID – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Demokrat Hinca IP Panjaitan membela kepentingan masyarakat Desa Sukamaju, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, Jumat (2/12/2022).
Wakil rakyat yang dikenal vokal ini sampai menitikkan air mata saat menanggapi curahan hati (Curhat) masyarakat korban mafia tanah. Banjir air mata pun tak terelakkan dalam pertemuan itu.
Hinca IP Panjaitan sengaja datang ke Desa Sukamaju Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Tanah Karo untuk mendengarkan langsung tuntutan maupun aspirasi warga yang selama hak-haknya sebagai warga negara serasa dirampas oleh oknum-oknum mafia tanah yang membayangi masyarakat disana.
Kepada masyarakat, pria kelahiran Asahan ini mengaku awalnya mendapat kiriman video bapak-bapak dan ibu-ibu yang menangis menyebut nama dirinya sekaligus memohon bantuannya terkait konflik lahan antara masyarakat Desa Sukamaju dengan terduga mafia tanah PT Bibit Unggul Karobiotek (BUK).
“Saya mendapat kiriman video ibu-ibu dari wartawan Minggu lalu. Video itu dikirimkan ke WhatsApp saya dan meminta tanggapan saya sebagai anggota DPR. Kalau saya lihat video itu, saya kira di Jambur (balai pertemuan) ini dibuat. Nama saya disebut dalam video itu. Bapak ibu, saya sudah enggak punya ibu lagi. Jadi, bagi saya semua ibu adalah ibu saya,” kata Hinca Panjaitan nada tertahan.
Tiba-tiba pidato Hinca terhenti. Bersamaan dengan itu tangisan anggota DPR RI ini pun pecah. Pria yang aktif di sosial media ini terisak. Dari kedua pelupuk matanya terlihat butiran air mata meluncur deras. Politisi yang rajin turun ke masyarakat itu kemudian menyeka air matanya menggunakan kain adat Suku Karo yang disematkan warga kepadanya.
Hinca Panjaitan kemudian melanjutkan pidatonya. Ia mengungkapkan wartawan itu bertanya tentang permohonan warga Desa Sukamaju Kecamatan Tiga Panah yang meminta dirinya untuk datang ke desa tersebut.
“Saya bilang ke wartawan itu, saya sangat terharu melihat video itu dan akan datang menemui masyarakat Desa Sukamaju. Dan hari ini saya sudah datang ke sini untuk bertemu bapak dan ibu,” kata Hinca.
Menurut Hinca, perjuangan masyarakat Desa Sukamaju masih panjang. “Begitupun saya akan tetap bersama bapak dan ibu,” ujar Hinca yang disambut tepuk tangan masyarakat desa yang selama ini tertindas dan teraniaya oleh preman-preman terduga bayaran PT BUK.
“Saya yakin bapak ibu tidak mengenal saya, apalagi memilih saya. Namun bagi saya tidak penting itu. Tapi kalau masyarakat korban memperjuangkan haknya, apalagi di daerah pemilihan saya Dapil III Sumatera Utara, maka itu menjadi tanggung jawab saya. Soal hasilnya nanti, mari kita lihat. Ibarat berlari kita harus lari beramai-ramai menyentuh garis finish perjuangan kita,” lanjut Hinca Panjaitan.
Usai pertemuan dengan masyarakat, kepada wartawan, Hinca Panjaitan mengatakan, kedatangannya ke Desa Sukamaju Kecamatan Tiga Panah untuk memenuhi janjinya Minggu lalu sekaligus mendengarkan langsung aspirasi masyarakat.
“Saya merasa sedih sekali. Di saat Indonesia sudah merdeka 77 tahun, masyarakat masih merasakan rasa takut. Karena itu negara wajib melindungi rakyatnya agar tidak boleh takut,” jelas Hinca.
Untuk kasus-kasus hukum yang dihadapi masyarakat, sebut Hinca, ia telah mendapat persetujuan masyarakat untuk mendirikan Rumah Aspirasi Hinca Panjaitan.
“Nanti warga Desa Sukamaju Pak Simon Ginting yang ditunjuk mewakili saya di sini, staf khusus saya di desa ini untuk menampung semua aspirasi masyarakat,” kata Hinca.
Dikatakannya, mudah-mudahan keadilan yang diharapkan masyarakat dapat tercapai meskipun tidak mudah. Tapi poinnya adalah tidak boleh lagi jatuh korban, dan tidak boleh lagi ada yang luka. Tidak boleh ada yang sakit hati. Dialog adalah jalan keluar yang terbaik.
Karena itu, Hinca menghimbau suatu hari nanti PT BUK, kepolisian, pemerintah daerah agar datang ke Jambur karena di Jambur tempat untuk berdialog.
“Mari sama-sama duduk di Jambur beralaskan tikar. Sebab rakyat ini adalah rakyat saya juga,” imbau Hinca.
Terkait kasus hukum yang menjerat masyarakat, Hinca mengaku usai bertemu masyarakat pihaknya akan bertemu Kapolres Tanah Karo bagaimana jalan keluarnya.
“Saya minta masyarakat menghormati kepolisian dan polisi juga menghormati hak-hak rakyat. Jadi, lindungi rakyatnya. Tidak boleh ada jatuh korban. Negara tidak boleh menyakiti hati rakyatnya,” tandas Hinca Panjaitan berkali-kali.
Sebelumnya, kedatangan Anggota Komisi III DPR RI Hinca Panjaitan disambut masyarakat Desa Sukamaju dengan menyematkan Uis Beka Buluh (Kain adat Suku Karo) kepada wakil rakyat tersebut.
Diketahui, masyarakat Desa Sukamaju sudah bertahun-tahun terlibat konflik tanah dengan PT BUK yang terduga milik seorang mafia tanah. Masyarakat diusir dari lahan yang diklaim PT BUK masuk dalam HGU-nya.
Para preman bayaran terduga dikerahkan pihak perusahaan untuk mengusir masyarakat. Berulang kali bentrokan berdarah terjadi di lahan yang berada di Puncak 2000, Siosar, Desa Sukamaju, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Tanah Karo.
Dalam kasus ini banyak korban di pihak masyarakat. Apalagi oknum aparat keamanan terduga berpihak kepada pengusaha PT BUK yang saat ini sedang duduk di kursi pesakitan Pengadilan Negeri Medan dalam sebuah perkara. (JN-BTM)