JELAJAHNEWS.ID, JAKARTA – Pers yang kuat dan berintegritas adalah hal yang harus dipenuhi untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa pemenang.
“Pers yang kuat, pers yang terdidik, pers yang berintegritas adalah syarat mutlak menjadikan bangsa ini bangsa pemenang, bangsa petarung, bangsa yang menjadi bangsa besar,” ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam pernyataan menyambut Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2021, Selasa (9/2/2021).
Untuk itu, di momen peringatan HPN 2021 ini, Seskab mengajak seluruh insan pers untuk terus menjaga integritas dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dalam melaksanakan tugasnya.
“Kepada insan pers, saya secara khusus ingin mengucapkan selamat Hari Pers Nasional. Tetaplah menjaga integritas, menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran di atas segalanya, serta melakukan pendidikan/edukasi kepada bangsa ini,” ujar Seskab.
Seskab juga menyampaikan, pers akan tetap menjadi pengontrol utama dalam setiap upaya bangsa Indonesia untuk mencapai kemajuan. “Sebagai bangsa yang besar, sebagai bangsa yang sedang membangun, sebagai bangsa yang diperkirakan akan menjadi salah satu (dari) lima kekuatan ekonomi dunia, maka pers akan tetap menjadi kontrol utama dari kemajuan bangsa ini,” tuturnya.
Pramono meyakini dengan adanya fungsi kontrol dari pers, maka Pemerintah dan juga masyarakat akan semakin baik dalam kehidupannya mengisi ruang-ruang demokrasi. Untuk itu, ujar Seskab, kebebasan pers harus dijaga bersama, sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999.
Sebagai negara demokrasi, imbuhnya, kebebasan pers merupakan tiang utama untuk menjaga demokrasi tetap berlangsung.
“Bagi Pemerintah, kebebasan pers adalah sesuatu yang wajib dijaga. Bagi Pemerintah, kebebasan pers, kritik, saran, masukan itu seperti jamu, menguatkan Pemerintah. Kita memerlukan kritik yang terbuka, kritik yang pedas, kritik yang keras, karena dengan kritik itulah Pemerintah akan membangun lebih terarah dan lebih benar,” ujarnya.
Namun, Seskab juga berpesan agar kebebasan tersebut diterapkan dengan benar. Apalagi saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada maraknya hoaks yang beredar terutama di media sosial. “Perlu literasi dan edukasi kepada kita semua bahwa kebebasan ini harus diisi secara benar. Jangan kemudian kebebasan diisi dengan hal-hal yang tidak produktif,” tandasnya.(skb)