JELAJAHNEWS.ID, MEDAN – Perjuangan Ibu boru Harianja untuk mencari misteri kematian anaknya Ayi Irmawan masih belum menemukan titik terang. Pasalnya Ibu boru Harianja tidak terima dengan kematian anaknya Ayi Irmawan, karna dianggap kematian anaknya, tidak wajar dan penuh dengan misteri.
Menurut keterangan ibu korban, Ibu Harianja, malam terakhir, detik- detik kematian Almarhum Ayi Irmawan, sempat menelpon Almarhum berulang kali, anehnya justru yang mengangkat telepon tersebut bukan Almarhum Ayi, tetapi diduga seorang pria berinisial A, yang sedang bersama almarhum di malam terakhir detik – detik kematiannya.
“Saya sudah menghubungi nomor handphone anak saya berulangkali sewaktu kejadian, dan statusnya aktif tapi tidak diangkat, dan anehnya ketika saya coba hubungi kesekian kali yang mengangkat justru bernama Aldi,” ungkap Ibu Harianja.
Ia menambahkan, ketika mencoba mencari tahu keberadaan anaknya, dengan menelpon handphone almarhum tuk kesekian kalinya, kembali Aldi hanya menjawab sakit, dan langsung mematikan handphone tersebut.
Hingga akhirnya, Ibu boru Harianja mendapati anaknya almarhum Ayi Irmawan dalam keadaan kritis disalah satu rumah sakit di Medan, dan akhirnya almarhum meregang nyawa.
Selanjutnya, Ibu boru Harianja melaporkan kronologis kematian anaknya kepada Polrestabes Medan, dengan Tanda Bukti Lapor, Nomor : STTLP/290/III/2019/SPKT RESTABES MEDAN, bahkan sudah menerima Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP) dari Polrestabes Medan.
Dijelaskan, hasil sementara dari penyelidikan SP2HP menyebutkan bahwa korban mengalami pecahnya tulang tengkorak kepala, dan pendarahan pada batang otak, akibat ruda paksa tumpul kepala bagian depan dan belakang.
Selanjutnya, rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah pemeriksaan lanjutan terhadap saksi-saksi dan mencari bukti lain untuk mendapatkan informasi apakah korban meninggal karna dianiaya atau jatuh dari sepeda motor.
Gelar perkara tertutup sudah digelar, akan tetapi, ibu boru Harianja masih belum mendapat titik terang atas kasus kematian yang menimpa almarhum anaknya.
Sesuai Slogan, maupun Motto Kapolda Sumut ” Tiada Tempat Bagi Penjahat di Sumut”, dan sesuai arahan Bapak Kapolda Sumut, Selasa(14/1/2020), agar personil maupun petugas menangani kasus-kasus dengan baik bukan sebaliknya.
“Kapolda dan Kapolrestabes Medan sudah berganti, tetapi kasus kematian anak saya belum juga terungkap, apakah anak saya meninggal karna kecelakaan lalu lintas atau karna dianiaya,” ungkap Ibu boru Harianja sambil menghapus sesekali air matanya, dalam keterangannya didepan rekan- rekan media.(Jai)