JELAJAHNEWS.ID, MEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi memimpin rapat bersama pihak medis guna membahas persiapan pelaksanaan vaksinasi (pemberian vaksin) covid-19 kepada masyarakat, di Pendopo Rumah Dinas, Senin (30/11/2020).
Pertemuan tersebut dihadiri puluhan dokter, khususnya yang menangani pasien Covid-19 di Sumut. Hadir di antaranya Direktur Umum Rumah Sakit (RS) Universitas Sumatera Utara (USU), Syah Mirsya Warli, Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit, Tim Medis Satgas Covid-19 Sumut, Handoyo Harsono, dan Restuti Hidayani Saragih.
Gubsu menyampaikan bahwa jumlah laboratorium swab di Sumut ada 21 unit yang tersebar di beberapa Kabupaten/Kota untuk menguji sampel. Sehinga jika satu saja bisa menguji minimal 100 spesimen/hari, maka totalnya bisa mencapai 2.100 sampel diuji setiap hari.
“Tetapi perlu ada koordinasi secara utuh dan bagaimana menyelesaikannya. Ini yang harus kita siapkan agar ke depan bisa tercapai (minimal 2.100 sampel/hari),” ujar Edy.
Sedangkan kapasitas yang bisa dilakukan uji swab sendiri sebagai bagian dari langkah vaksinasi tersebut, lanjutnya, di Sumut bisa mencapai hingga 2.800 spesimen dalam sehari. Dimana sebelumnya, di awal pandemi covid-19, pihak tenaga kesehatan kesulitan melakukan uji swab karena keterbatasan laboratorium hingga reagen sebagai bahan utama penguji keberadaan virus corona.
“Setelah itu cukup (laboratorium dan reagen), sampelnya yang sekarang harus mencukupi supaya memenuhi kapasitas swab,” ungkapnya.
Dengan begitu, lanjut Edy, yang menjadi fokus Satgas Covid-19 saat ini adalah, pertama terkait kesediaan masyarakat untuk dilakukan uji swab sebelum dilakukan vaksinasi. Kedua, yakni siapa yang melakukan swab (fasilitas dan tenaga kesehatan), yang harus dikoordinir. Serta ketiga, adalah aparat yang melakukan sosialisasi dan pembelajaran kepada masyarakat juga tidak kalah penting.
“Kalau itu bisa, maka terpenuhilah jumlah targetnya. WHO itu menargetkan jumlah 2.100/hari. Jadi dengan kemampuan kita (2.800 spesimen/hari), harusnya kita bisa melakukannya,” katanya.
Namun demikian, Edy pun menegaskan bahwa rencana pengaturan sistem vaksinasi bukan jalan utama dalam menghadapi pandemi covid-19 ini. Sebab katanya, bagaimanapun alasannya, protokol kesehatan masih tetap harus dijalankan dengan displin. Yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, atau yang sering disampaikan dengan singkatan 3M.
“Penangkal utama saat ini adalah protokol kesehatan. Itu dulu. Nanti kalau ada vaksin, kita lihat dan kita atur. Kita sudah merencanakan pengaturan penggunaannya. Tetapi prioritas saat ini tetap protokol kesehatan,” jelas Edy.
Sementara, Direktur Umum RS USU, Syah Mirsya Warli menyampaikan apresiasi atas perhatian Gubernur Sumut kepada pihak tenaga kesehatan yang selama ini bekerja menangani pasien Covid-19 di seluruh RS rujukan. Termasuk penyediaan alat, ketersediaan bahan (reagen) yang diberikan oleh Satgas Covid-19 Sumut dan Pusat, sehingga saat ini sudah mencukupi.
“Namun sekarang ini adalah kesediaan (orang) untuk sampelnya. Karenanya kami mohon untuk dibantu sampelnya. Kami udah siap menguji, tinggal bagaimana sitem pengaturan sampelnya,” pungkas Warli. (IP)