JELAJAHNEWS.ID, JAKARTA – Salah satu penyedia layanan hosting web asal AS, GoDaddy, mendapat kecaman di dunia maya lantaran mengirimkan e-mail prank yang menjanjikan bonus karyawan di masa pandemi ini.
GoDaddy tidak benar-benar berniat memberikan bonus liburan tersebut, melainkan hanya menggunakannya sebagai tes salah satu modus penipuan digital, phising, kepada para pegawainya.
Perusahaan itu diketahui mengirimkan e-mail yang menjanjikan bonus liburan senilai 650 dollar AS, atau sekitar Rp 9,2 juta awal bulan ini sebagai tanda penghargaan perusahaan kepada karyawannya di masa pandemi.
Dua hari kemudian, pegawai yang memberikan detail informasi yang diminta, akan dikategorikan sebagai karyawan yang gagal dalam tes phising ala GoDaddy itu.
Pegawai yang gagal tersebut akan diberi pekerjaan tambahan. Itulah yang terjadi kepada 500 karyawan GoDaddy, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Engadget, Sabtu (26/12/2020).
Berita tentang tes phising ini kemudian memicu kemarahan di Twitter, yang mana beberapa pelanggan GoDaddy mengancam akan mengganti penyedia hosting situs web milik mereka. Warganet lainnya juga ikut mengecam tindakan tidak sensitif GoDaddy kepada para karyawannya.
“Bayangkan jika Anda memberi tahu pasangan Anda bahwa Anda mendapatkan bonus, dan uang itu bisa untuk menutupi pengeluaran untuk bulan itu. Kemudian bayangkan harus memberi tahu pasangan yang sama juga bahwa itu ternyata bohong,” kicau akun @RyanInPrague.
Akun @KierstenEvan mengatakan sebenarnya tidak ada masalah jika ingin melakukan tes phising pada para pagawai. “Masalahnya adalah mengapa menjanjikan bonus, yang mungkin diandalkan oleh banyak karyawan,” kicaunya. Belakangan, pihak GoDaddy melalui juru bicaranya memberikan pernyataan terkait peristiwa tersebut.
Dalam pernyataannya, GoDaddy menegaskan sangat menganggap serius perihal keamanan di layanan hostingnya. Namun, memberikan tes phising kepada para karyawannya di masa pandemi seperti ini, diakui GoDaddy sebagai tindakan yang tidak sensitif.
“Kami memahami beberapa karyawan kecewa dengan upaya phishing dan merasa itu tidak sensitif, sehingga kami telah meminta maaf,” kata juru bicara tersebut.(kompas)