JELAJAHNEWS.ID – Zocson Midian Silalahi dicopot dari jabatan gegara surat edaran yang dikeluarkannya kepada pembina upacara di setiap sekolah.
Zocson Midian Silalahi tadinya menjabat Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Simalungun, dan kini menjadi staf di Pemkab Simalungun.
Diketahui, surat edaran itu direspon sejumlah ormas muslim di Kabupaten Simalungun, khususnya Al Washliyah dan BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia).
“Al Washliyah dan BKPRMI secara resmi membuat surat klarifikasi dan somasi ke Dinas Pendidikan,” kata Kabag Kesbangpol Arifin Nainggolan, kepada awak media di Aula MUI Kabupaten Simalungun, Selasa (15/11/2022).
Surat edaran yang ditandatangani Zocson Midian Silalahi tertanggal 20 Oktober 2022 itu ditujukan kepada Koordinator Bidang Pendidikan Pengawas SD, SMP, Penilik Luar Sekolah, serta Kepala TK/PAUD, SD dan SMP se-Kabupaten Simalungun.
Surat Edaran itu perihal menjadi pembina upacara di satuan pendidikan pada Senin 24 Oktober 2022 dengan tema arahan pembina upacara yakni: Early to Bed and Early to Rise, Makes a Man Healthy, Wealthy and Wise (Tidur Lebih Awal dan Bangun Pagi, Membuat Orang Sehat, Sejahtera dan Bijaksana).
The Fear of The Lord is the Beginning of Knowledge, Fools Despise Wisdom and Instruction (Takut Akan Tuhan adalah Permulaan Pengetahuan, Tetapi Orang Bodoh Menghina Hikmat dan Didikan).
Dalam surat yang ditandatangani Zocson Midian Silalahi, pembina upacara agar memastikan seluruh siswa untuk memahami dan menghafal tema tersebut.
Kemudian mendokumentasikan dalam bentuk foto atau video dan dikirim ke grup WhatsApp Korwil Marhobas dan Pembinaan SMP Disdik Simalungun.
“Tema kedua, Takut akan Tuhan adalah Permulaan Pengetahuan dan seterusnya, inilah mungkin yang dipermasalahkan atau dipertanyakan masyarakat muslim melalui ormas Muslim di Simalungun, yang seolah-olah mengganggu,” terang Arifin.
Sementara, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Simalungun, H Chairul Anwar mengatakan Pemkab Simalungun telah mengambil sikap dengan memberhentikan Zocson Midian Silalahi dari jabatannya.
Jabatan Pelaksana tugas (PLT) Kadisdik digantikan oleh Kadis Sosial Sakban Saragih. Sedangkan Zocson Midian Silalahi ditempatkan sebagai staf di Sekretariat Pemkab Simalungun.
“Seperti yang disampaikan tadi, majelis ulama sepakat memaafkan itu, Ormas Islam siap memaafkan itu dengan catatan ke depan tidak terulang kembali persoalan seperti ini di kemudian hari,” kata Chairul Anwar.
Menurutnya, surat edaran yang dibuat Zocson Midian Silalahi saat itu merupakan kesalahan pribadi.
Kata Chariul Anwar persoalan tersebut telah selesai dan masing-masing bersama-sama meredam gesekan antar umat beragama.
“Saya kira ini kesalahan pribadi lah. Kalau penistaan itu sudah terlalu besar bahasanya. Saya kira, ini kita anggap selesai untuk meredam berbagai hal,” ungkapnya.
Toleransi umat beragama, sebut Chairul, harus terus digaungkan, suarakan terus, sehingga tidak ada pihak yang mengkerdilkan agama lain dan tidak merasa ternodai.
“Inilah kunci keberagaman kita yang selama ini sudah dan harus dipertahankan,” kata Chairul.
Minta maaf
Zocson Midian Silalahi mengakui isi surat tersebut merupakan inisiatifnya dalam rangka memberikan motivasi kepada seluruh guru se-Kabupaten Simalungun.
“Dari isi hati yang paling dalam, dari isi hati yang ikhlas dan tulus, bahwa saya tidak bermaksud untuk meremehkan atau melecehkan bahkan mendiskriminasi kaum muslim,” kata Zocson.
Menurutnya, tujuan membuat surat itu supaya para siswa maupun guru yang agak lemah keimanan dan disiplinnya, termotivasi dengan tidak membiasakan lama tidur dan lama bangun.
“Untuk itu, kami minta maaf yang sedalam-dalamnya. Sekali lagi kami sampaikan tidak untuk meremehkan umat Islam,” kata Zocson membacakan surat pernyataan permohonan maafnya.
Kemudian, Bupati Simalungun, Radiapoh Sinaga, turut menyampaikan permohonan maaf dan mengajak tokoh agama di Simalungun merawat keberagaman umat beragama.
Radiapoh juga menyampaikan permohonan maaf yang setinggi-tingginya kepada Ormas Islam di Simalungun atas kekhilafan yang telah disampaikan bawahannya itu.
“Ini merupakan pembelajaran ke depan. Simalungun sudah terkenal dengan miniaturnya Indonesia. Semua keberagaman ada di Simalungun,” katanya. (JN/*)