JELAJAHNEWS.ID, MEDAN – Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad) menyelenggarakan Asistensi teknis fungsi Penerangan tahun 2020 di Satuan Penerangan Kodam (Pendam) I/Bukit Barisan, Selasa (3/11/2020).
Kegiatan yang dipandu langsung oleh Sekretaris Dispenad, Kolonel Inf Mu’tamar didampingi Mayor Chb Edi Muldani ini turut dihadiri Kapendam I/BB Kolonel Inf Zeni Djunaidhi, S.Sos, M.Si bersama seluruh personel Pendam I/BB dan Insan Media Binaan Pendam I/BB.
Acara diawali dengan sambutan pembuka oleh Kapendam I/BB yang menyampaikan selamat datang kepada Sekretaris Dispenad dan rombongan. Diharapkan dari kegiatan ini akan meningkatkan fungsi dan pengawasan pelaksanaan penerangan di satuan Pendam I/BB.
“Kami sangat berterimakasih kepada Kadispenad yang telah mengirim Tim untuk memberi Asistensi teknis fungsi Penerangan tahun 2020 di satuan Pendam I/BB. Karenanya kami bermohon kepada Tim untuk memberikan arahan dan bimbingan agar bisa semakin meningkatkan fungsi penerangan di satuan Pendam I/BB,” ucap Kapendam.
Sementara Kolonel Inf Mu’tamar dalam arahannya menjelaskan maksud dan tujuan Asistensi teknis fungsi penerangan tahun 2020 ini diberikan. “Penerangan Angkatan Darat memiliki fungsi utama publikasi dan penerangan Satuan. Karenanya tugas pokok penerangan Angkatan Darat adalah bagaimana membangun opini melalui komunikasi. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin akan bisa membangun opini publik,” urainya.
Untuk membangun opini publik tadi, lanjutnya, dibutuhkan strategi komunikasi. Di antaranya membentuk citra dan opini positif masyarakat terhadap TNI AD. Kemudian bagaimana komponen masyarakat, apakah pengambil kebijakan, akademisi, LSM, dan elemen masyarakat lainnya bisa memberi dukungan terhadap pencapaian tugas pokok TNI AD.
“Ada beberapa cara yang umum untuk membangun strategi komunikasi itu. Di antaranya melakukan silahturahmi, anjangsana, diskusi, talk show dan lain sebagainya,” jelas Kolonel Mu’tamar.
Dalam kesempatan yang sama, Kolonel Mu’tamar juga berbagi strategi bagaimana menangani informasi di saat krisis. Diantaranya harus bersikap jujur (dalam artian tidak merugikan Angkatan Darat), menyampaikan informasi yang bermanfaat dan melakukannya secara diplomatis.
Hal lain yang juga penting dilakukan untuk menangani informasi di saat krisis, menurut Kolonel Mu’tamar adalah melatih juru bicara dan menjalin kerja sama dengan Media serta Stakeholder terkait lainnya.
“Adapun langkah-langkah yang tidak boleh dilakukan untuk menangani informasi di saat krisis adalah tidak menganggap dan memperlakukan Media sebagai musuh, bergantung kepada satu media serta melupakan prajurit atau personel TNI AD. Ingat! Manajemen informasi di saat krisis bukan hal spontan, tetapi perlu dipersiapkan, direncanakan dan dipelihara,” pungkas Mu’tamar.(Jai)