JELAJAHNEWS.ID, MADINA – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi mengumpulkan seluruh dokter yang bertugas di rumah sakit umum daerah (RSUD) Panyabungan Mandailing Natal (Madina) di Aula Hotel Rindang, Jalan Trans Sumatera Parbangunan, Panyabungan Kabupaten Madina, Kamis (8/10/2020).
Masalah banyaknya dokter yang terpapar Covid-19 adalah salah satu yang dibahas. Edy pun mempertanyakan dan berdiskusi dengan tim medis terkait banyaknya yang terpapar Covid-19 di RSUD Panyabungan.
Menurutnya, ada hal yang salah dengan kondisi tersebut. Dari hasil diskusi, diakui memang terjadi kelengahan tim medis akibat terlambatnya distribusi alat pelindung diri (APD) di RSUD Panyabungan.
“Saya sudah drop APD di sini 1.000 unit. Saya tak izinkan dokter bertugas tidak menggunakan APD, hadapi dengan tulus pertempuran ini. Dalam kondisi sulit semua harus kompak,” ucap Edy.
Dijelaskan Edy, bahwa tenaga medis saat ini adalah prioritas untuk menjaga kesehatan dan tidak terpapar Covid-19. Para dokter juga harus tetap semangat di masa yang sulit ini.
“Kalau dokter yang meninggal kita juga sulit mencari penggantinya, karena harus melalui proses panjang. Kalau gubernur itu cepat. Makanya itu anda adalah prioritas,” katanya.
Dalam situasi saat ini, Edy meminta paramedis untuk tetap waspada dengan menganggap semua yang datang berobat terindikasi terpapar Covid-19, demi menjaga untuk tetap waspada dan menggunakan APD.
“Mohon maaflah untuk saat ini kita harus berpikiran negatif terlebih dahulu, demi menuntaskan masalah ini,” katanya.
Pada Pjs.Bupati Madina, Edy memerintahkan untuk segera menetapkan hotel sebagai tempat isolasi dan perawatan, juga untuk penginapan para dokter agar tidak bercampur dengan keluarga dan pasien. Selain itu dengan semakin rumitnya permasalahan ini, Edy meminta seluruhnya untuk tidak saling menyalahkan satu dengan yang lainnya.
“Jangan anda saling menyalahkan orang lain. Tapi salahkan saya, karena saya gubernur yang bodoh, yang mau menerima laporan dan percaya saja dengan laporan itu. Saya akan perbaiki ini semua dan saya minta maaf,” katanya.
Wakil Ketua DPRD Sumut, Harun Mustafa Nasution dalam arahannya meminta pada Pjs.Bupati untuk segera mengaudit manajemen RSUD Panyabungan, untuk menata kembali dan memperbaiki infrastruktur RS secara bertahap.
Sekdakab Madina, Gozali Pulungan dalam kesempatan itu mengakui kesalahan pihak pemda yang terlambat dalam melaksanakan tracing. Gozali menceritakan bahwa penyebaran Covid-19 di Madina bermula terpaparnya satu orang tenaga medis di RSUD hingga menyebar sampai saat ini.
Dalam diskusi itu, Edy kemudian meminta pendapat dan saran tenaga medis. Diantaranya Dokter Spesialis THT RSUD Panyabungan, M. Rusli Pulungan meminta seluruhnya untuk saling bekerja sama dan saling percaya. Saat ini hal yang harus dilakukan adalah untuk segera melakukan percepatan swab di Madina. Dijelaskannya, terdata 50 orang dokter, perawat dan staf RSUD Panyabungan yang terkonfirmasi positif.
“Dan sekarang tinggal 7 orang yang masih dalam perawatan,” katanya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Safran Halim Harahap juga menyampaikan harapan, agar tidak ada lagi kendala tentang ketersediaan APD di RSUD Panyabungan. Pemkab Madina pun diminta untuk kembali mengaktifkan Komite Etik RSUD Panyabungan yang tidak aktif sejak Januari 2020.
“Dengan kunjungan gubernur kemari, kami juga menyampaikan terima kasih dan berharap hingga semua kendala ini dapat teratasi,” katanya.
Dokter Spesialis Bedah, Najir meminta RSUD Panyabungan untuk menyiapkan peralatan untuk sekali pakai dalam menangani pasien. Menurutnya ini juga melindungi dokter dapat terpapar covid-19. Sementara Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dedi Abu Bakar menyatakan bahwa permasalahan ini sudah disampaikan pada Pemkab dan DPRD Madina, namun tidak ada realisasinya.
“Kita minta realisasinya segera. Kalau ini saja yang kita sampaikan tidak akan selesai Pak. Rapat namun tidak ada realisasi,” katanya. (IP)