JELAJAHNEWS.ID, MEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi mengisyaratkan bahwa kebersamaan dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah satu hal penting agar bangsa ini bisa keluar dari musibah yang melanda dunia saat ini.
Karena itu, senjata utama menghadapi bencana ini adalah disiplin protokol kesehatan. Hal itu disampaikannya usai mengikuti upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2020 yang digelar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia secara virtual, dari Pendopo Rumah Dinas, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Kamis (12/11/2020). Adapun momentum kali ini, ditandai dengan cerita perjuangan tenaga kesehatan merawat pasien terpapar covid-19 di Rumah Sakit rujukan (khusus).
“Pertama saya ucapkan selamat memperingati Hari Kesehatan Nasional yang ke-56 tahun. Banyak hal yang harus kita urus kedepannya. Kita masih belum selesai juga (berjuang), terutama dengan tenaga kesehatan kita,” ujar Edy.
Menurutnya, perjuangan para tenaga kesehatan baik dokter, perawat maupun petugas di Rumah Sakit (RS) punya andil besar dalam menangani pasien yang terpapar Covid-19, sejak awal pandemi pada Maret lalu.
Apalagi para pejuang kesehatan itu, dipanggil untuk bertugas selama waktu tertentu dengan berbagai keterbatasan seperti karantina serta penggunaan pakaian khusus (APD/Hazmat), hingga rentan menimbulkan rasa stres karena berada dalam kondisi isolasi.
“Bayangkan saja, para dokter dan tenaga kesehatan ini mengerjakan pekerjaan yang tidak fokus kepada finansial (memenuhi kebutuhan ekonomi). Karena mereka ini sekolahnya tidak murah, tetapi harus menangani yang seperti ini (pasien Covid-19),” sebutnya.
Untuk itu, lanjut Edy, dirinya memaklumi bagaimana kondisi yang dihadapi para tenaga kesehatan (nakes) selama masa pandemi ini. Bahkan diakui bahwa dinamika membahas upaya penanganan pasien di RS khusus seperti Martha Friska (Medan) dan GL Tobing (Tanjungmorawa) serta lainnya sama dinamisnya dengan memikirkan nasib rakyat yang mengalami kesulitan ekonomi.
“Kita termasuk yang (cepat) membuka rumah sakit provinsi untuk Covid-19. Tetapi begitu dibuka, bagaimana dokternya, mencari perawat saja (dengan tugas khusus) tidak mudah. Tetapi ini bukan perkara bayar atau tidak. Yang ingin saya sampaikan adalah, selama kita tidak bersama, maka ini sulit untuk kita hadapi,” pesan mantan Pangkostrad itu.
Ia pun mengingatkan kembali, bahwa kebersamaan penting di masa pandemi ini. Sebab diibaratkannya seperti perang, virus ini tidak bisa dihadapi dengan senjata, melainkan bagaimana menuntaskannya dengan senjata utama yakni disiplin protokol kesehatan.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan menyampaikan, tema peringatan HKN tahun ini adalah ‘Satukan Tekad Menuju Indonesia Sehat’. Untuk itu pihaknya berharap semua pihak bersatu menyelesaikan pandemi Covid-19. Sebab jika bersatu saja belum tentu mampu menghadapi virus ini secara maksimal, apalagi jika tidak.
“Karena itu kita berharap semuanya bisa menyamakan langkah untuk menyelesaikan masalah pandemi Covid-19. Ajakan kita untuk terus bersama. Paling tidak kita berharap bisa memaksimalkan upaya yang disebut iman, aman dan imun,” sebutnya.
Adapun iman lanjut Alwi, semuanya berdoa dan menyerahkannya kepada Allah SWT sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Kemudian aman, yakni disiplin menjalankan protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan. Serta imun, dengan menjaga kesehatan seperti olahraga, makan makanan yang bergizi, istirahat cukup, menghindari stres dan mengonsumsi vitamin.
“Dengan itu kita berharap semua kita bersama menyelesaikan pandemi Covid-19 ini dengan baik,” pungkas Alwi. (IP)