JELAJAHNEWS.ID – Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Simarboru Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut), diduga menutupi kematian Tenaga Kerja Asing (TKA). Pasalnya tidak ada olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) oleh pihak berwenang.
Sebelumnya, diketahui Wang Jian (52) TKA asal China meninggal dunia, dan 2 korban lainnya, yaitu Ahmad Somed (49) dan Elfiadi Napitupulu pada Minggu (21/8/2022).
Kini peristiwa kecelakaan di PLTA Simarboru kembali terulang di lokasi yang sama di terowongan 6 PLTA Simarboru dengan memakan korban seorang TKA asal Cina bernama Wan Shui (35).
Informasi yang dihimpun, Wan Shui (35), merupakan TKA asal China yang bekerja untuk PT Sinohydro, menjadi korban kecelakaan kerja akibat tertimpa runtuhan batu, Kamis (10/11/22) malam.
Hal itu mendapat respon anggota DPRD Tapsel Andesmar Siregar,S.Kom selaku Ketua Fraksi Golkar, dan menduga kejadian tersebut seolah ditutup-tupi tanpa diketahui publik.
“TKA asal Cina ini tertimpa batu, kejadian malam Jum’at, insiden ini diduga ditutup-tupi mereka, banyak yang tidak tahu kecelakaan kerja ini, yang kita sesalkan seperti senyap, tidak ada olah TKP atau police line dan tak ada exkspos,” ungkapnya, Selasa (15/11/2022).
Andesmar penasaran dan mempertanyakan, bagaimana bila itu terjadi terhadap warga lokal, apakah lebih dari itu senyapnya.
“Ngak terbayangkan bila warga lokal yang menjadi korban,” ucap Andesmar dari partai berlambang pohon beringin itu.
Ia juga mengungkapkan, kejadian itu merupakan kesalahan dari mandornya yang jaga dan alat berat excavator yang sedang beroperasi, dikarenakan batu itu longsor bukan dari atas tapi dari tengah.
“Itu salah mandor yang jaga dan alat berat excavator yang korek. Kenapa saya bilang gitu, ya karena batu itu longsor bukan dari atas tapi dari tengah,” paparnya.
Korekan Beko atau kuachi itu, kata Andesmar, kurang kuat dan masih ada batu yang longgar tapi tidak dihabiskan.
“Baru kali ini terjadi seperti ini, makanya saya bilang itu adalah kesalahan mandor yang jaga. Tidak fokus waktu Beko yang korek batu. Dan satu lagi coran itu kurang tebal,” tandasnya.
Sementara Kepala Polisi Resor (Kapolres) Tapanuli Selatan AKBP Imam Zamroni membenarkan adanya peristiwa tersebut.
“Iya, memang benar ada. Tapi kejadiannya sudah sekitar 4 atau 5 hari yang lalu (Kamis 10 November 2022). Korban seorang TKA asal Cina,” ungkap Imam, melalui pesan singkat What’s App, Selasa (15/11/2022) kepada awak media.
AKBP Imam menceritakan, insiden itu terjadi ketika korban bersama pekerja lainnya sedang melakukan pengeboran, untuk membuat lubang, yang akan dimasukkan dinamit alat peledak (dinamit), di terowongan.
“Batu yang runtuh tidak dari langit-langit terowongan, namun dari dinding vertikal yang sedang dilakukan pengeboran tiba-tiba terjadi runtuhan batu dan menimpa korban,” ujar Kapolres.
Akibat kejadian itu, korban sempat mendapat perawatan di rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, kata AKBP Imam, jenazah korban langsung dibawa ke Kota Sibolga, untuk dilakukan kremasi.
“Jenazah dikremasi di Sibolga. Dan abunya, sudah kita serahkan ke perusahan (PT Sinohydro). Dan kemudian untuk dikirim kembali ke negara asal korban (Cina),” tandasnya (JN-Irul)