JELAJAHNEWS.ID, MEDAN – Karena masih tingginya tingkat penyebaran covid-19 di tengah masyarakat, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi pun meminta kepada Bupati/Walikota agar menunda kegiatan belajar tatap muka.
Sebab menurutnya, bila sekolah tatap muka tetap dipaksakan, maka dikhawatirkan tingkat penularan covid-19 di tengah masyarakat semakin tak terkendali.
“Saya sangat memahami dan banyak mendengar keluhan dari orangtua murid, karena mereka bosan melihat anaknya terus belajar dari rumah. Kita harus bersama dan satu pemikiran agar jangan sampai ada pelajar yang terpapar virus corona ini. Orangtua bakal lebih tertekan jika anaknya terpapar, apalagi sampai menularkan ke tengah keluarga. Makanya, belajar tatap muka dipertimbangkan dulu,” ungkap Edy saat ditemui di Posko Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Selasa (17/11/2020).
Lebih jauh dikatakannya bahwa Pemprovsu mengeluarkan anggaran sebesar Rp.5 juta untuk setiap orang yang dirawat karena terpapar covid-19. Dan dari data yang dimiliki, sampai saat ini jumlah total kasus covid-19 di Sumut, mencapai 14.411 orang.
“Bayangkan saja, sekarang yang sudah ditangani lebih dari 14.000 orang. Nilai yang dikeluarkan tidak sedikit. Nilai anggaran ini belum termasuk biaya yang dikeluarkan untuk korban meninggal dunia. Makanya itu, protokol kesehatan merupakan jalan satu-satunya menghadapi pandemi ini,” kata Edy.
Pemprovsu, sambung Edy, akan mengajak tokoh pendidikan, pemuka agama, kalangan psikolog maupun dokter anak untuk berdiskusi lebih jauh guna membahas masalah belajar tatap muka di sekolah. Terlebih, katanya, pembahasan masalah belajar di sekolah ini rencananya akan dilaksanakan pada awal Januari 2021 mendatang.
“Jadi sampai akhir bulan Desember 2020 ini, saya belum mengizinkan sekolah untuk melaksanakan belajar tatap muka. Tapi, jika seluruh tokoh sudah memberikan rekomendasi belajar tatap muka, maka saya akan mengeluarkan izinnya,” pungkas Edy.
Sebagaimana diketahui, total sekolah yang ada di Sumut ada sebanyak 17.146 unit. Dengan rincian, sekolah dasar (SD) sebanyak 10.779 sekolah, sekolah menengah (SMP) berjumlah 3.747 sekolah, sekokah menengah atas (SMA) sebanyak 1.617 sekolah, dan SMK 1.003 sekolah. (IP)