JELAJAHNEWS.ID – Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) Dolly Pasaribu mengatakan badan metereologi, klimatologi dan geofisika (BMKG) sudah mengeluarkan rilis tentang potensi cuaca di periode 2 sampai 8 Oktober yang lalu mengenai cuaca ekstrim di Tapsel.
Sementara kondisi atmosfer di Indonesia saat ini masih cukup berpotensi atau signifikan sehingga dapat mengakibatkan peningkatan cuaca ekstrim dalam beberapa hari ke depan.
Dolly menyampaikan itu saat menghadiri rapat koordinasi percepatan penanganan penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2022 di Aula Sarasi, Lantai III, Kantor Bupati, Rabu (12/10/2022).
Dolly mengajak peserta rapat untuk tetap melakukan koordinasi dengan BMKG agar mendapatkan informasi terbaru tentang peringatan dini cuaca ekstrim dan memonitor serta memantau perkembangan informasi dari pihak terkait guna mempercepat penyebarluasan informasi peringatan dini bencana serta menyusun rencana tindaklanjut dalam mengambil keputusan.
“Saat ini masyarakat haus akan informasi, begitu juga dengan masyarakat yang memberi informasi kepada Pemkab Tapsel pun sudah begitu cepat sehingga saya khawatir ketika kita tidak bisa menjawab permasalahan dilapangan, maka mereka akan langsung menyebarkan informasi kemana-mana seakan-akan pemerintah tidak peduli dengan situasi yang terjadi,” kata Dolly.
Oleh karena itu, melalui rapat koordinasi ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama dinas terkait dan para aparatur dalam mengambil langkah-langkah kesiapsiagaan sesuai dengan tupoksi masing-masing dan pastikan kembali kesiapan dan kondisi alat-alat dan kelengkapan.
“Tim ini harus bisa memastikan sistem, seperti pengelolaan sumber daya air dan juga dapat mengantisipasi akibat meningkatnya curah hujan,” ujarnya.
Kemudian Dolly berharap agar masyarakat melakukan gotong royong, tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon (illegal logging), dan tidak membakar lahan.
“Itu semua harus dilakukan upaya penyuluhan kepada masyarakat, bahwa menjaga alam itu jauh lebih baik agar terhindar dari bencana. Disamping itu dengan menjaga dan melestarikan alam maka akan menjadi hadiah bagi anak cucu kita kelak. Apalagi yang kita lakukan sesuai konteks di desa, sehingga kita dorong masyarakat untuk melakukan agroforestri, Toga agar alam kita lestari,” kata Dolly.
Sebelumnya, Kalaksa BPBD Tapsel Umar Halomoan Daulay dalam laporannya menjelaskan, pelaksanaan rapat koordinasi ini berdasarkan UU No 24/2007 tentang penanggulangan bencana, PP No 24/2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana, Permendagri No 21/2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana, Perda No 7/2001 tentang penanggulangan bencana dan Perbup No 62/2019 tentang standar teknis pelayanan dasar dan pelayanan minimal penanggulangan bencana daerah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Kemudian instruksi Deputi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Nasional serta surat edaran Gubernur Sumut yang mana isi dimaksud untuk memerintahkan kepada seluruh kabupaten/kota agar bersinergi dalam menangani penanggulangan bencana serta mengantisipasi agar penanggulangan bencana bisa dilaksanakan dengan baik.
“Selanjutnya kami menyadari bahwa jumlah personel dalam menanggulangi bencana di Tapsel sangat terbatas bila dibandingkan dengan luas wilayah dan 15 Kecamatan yang ada di Tapsel,” ujar Umar.
Oleh karena itu, ia berharap agar seluruh stakeholder penanggulangan bencana baik itu OPD, badan vertikal, dunia usaha dan lembaga profesi untuk saling bersinergi dan saling berkolaborasi sehingga percepatan penanggulangan bencana di Kabupaten Tapsel bisa terlaksana secara terpadu, terencana, efektif dan efisien serta terkoordinasi dengan baik. (JN-Irul)