KARO – Bupati Karo Cory Sebayang meninjau langsung jalan kabupaten, penghubung Kecamatan Tiganderket – Kuta Buluh yang rusak parah akibat diterjang lahar dingin dari gunung Sinabung, Jumat (14/5/2021) di Simpang Desa Sukatendel Kecamatan Tiganderket.
Turut mendampingi Wakil Bupati Theopilus Ginting, Kapolres AKBP Yustinus Setyo, Dandim 0205/TK Letkol Kav Yuli Eko Hadiyanto, Kepala Dinas PUPR, Edward Pontianus Sinulingga dan sejumlah Kadis OPD terkait.
Menurut Bupati Karo, pada kemiringan lereng curam, mengalirnya banjir lahar ke arah dataran lebih rendah berlangsung sangat cepat. Daya kikis atau daya tumbuk arus banjir lahar terhadap tepi sungai akan semakin kuat.
“Sayangnya arus laharan yang terjadi tidak terlokalisir ke area sabo dam, sehingga arus laharan ini meluap dan menyapu areal pertanian dan sempat menutup badan jalan,” kata Cory Seriwaty Sebayang.
Setelah kita tinjau, sabo dam yang dibangun Kementerian PUPR dengan dana yang tidak sedikit untuk mengendalikan jalur lahar dingin, tidak mampu mengakomodir arus lahar yang membawa material bongkahan kayu, batu, pasir dan kerikil dengan jumlah yang sangat banyak, beber Bupati.
“Sabo Dam jebol, akibat ganasnya terjangan arus aliran sungai Bakerah dari Gunung Sinabung, sabo dam yang kelihatan kokoh dan kuat jebol juga. Otomatis dampak laharan ini memunculkan persoalan baru. “Banjir lahar dingin Sinabung dari dulu memang memiliki daya rusak yang kuat,” ungkap Cory S Sebayang.
Menyinggung solusi sementara, Bupati Karo langsung mengerahkan alat berat excavator, grader dan dumtruk untuk menormalisasikan 4 sabo dam maupun menormalisasi badan jalan penghubung Tiganderket – Kutabuluh yang sementara sulit dilalui kendaraan roda empat tanpa double cabin.
Selain itu, alat berat ini akan membersihkan material berupa bongkahan batu, kayu, pasir dan kerikil, guna antisipasi terburuk lahar dingin susulan. Untuk tanaman pertanian warga yang diselimuti abu vulkanik akan dibersihkan.
“Sebanyak 40 unit blower direncanakan akan diturunkan. Alat ini nantinya akan dioperasikan oleh kelompok tani (Poktan) yang berada di desa terdampak,” ungkap bupati.(Jai)