JELAJAHNEWS.ID, KARO – Bupati Karo Terkelin Brahmana SH MH didampingi Kadis PUPR Eduward Pontianus Sinulingga dan Sekcam Barusjahe Bersama Ketaren, puji keberhasilan Pandia Farm dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyrakat sekitar.
Hal ini diungkapkan Terkelin Brahmana saat meninjau gudang pencucian wortel dan Cold Storage (gudang pendingin), di Desa Barusjulu Barus Jahe, Senin (19/4/2021).
“Sungguh kreatif dan inovatif dalam memberdayakan potensi wilayah, patut kita apreisasi,” kata Terkelin sembari memegang wortel yang baru saja selesai dicuci karyawan gudang.
Sambung Terkelin, jumlah wortel yang diperoleh setiap harinya dan siap dimasukkan ke gudang pendingin sebelum dipasarkan ke luar daerah, juga menentukan kesiapan para petani Karo dalam memenuhi kebutuhan permintaan pasar lewat Pandia Farm.
“Kebutuhan ini sudah pasti memiliki kajian yang mendasar sehingga Pandia Farm berani mendirikan gudang tersebut, dan dampak nya memberikan ruang lapangan kerja bagi masyrakat yang hendak butuh pekerjaan, maka Pandia Farm dinilai mampu bersinergi dengan menjalankan program pemerintah bertujuan mengurangi pengangguran di tengah tengah masyrakat,” jelasnya.
Sementara, pengelola Pandia Farm Arnis Pandia menerangkan, awalnya pekerjaan ini digeluti sejak tahun 2015, dimana dulunya kebutuhan wortel yang dikirim keluar daerah hanya target 40 ton seminggu.
Namun seiring, perkembangan tuntutan global pasar, mau tidak mau Pandia Farm harus berorientasi dan meningkatkan target pengiriman. “Semua itu, butuh tempat dan lokasi yang cocok dalam memenuhi kebutuhan pasar, sehingga Pandia Farm membangun gedung ini di Desa Barusjulu dengan kapasitas memiliki luas tanah lebih satu hektar,” tuturnya.
Menurutnya, keberadaan gudang Pandia Farm tersebut disesuaikan dengan permintaan global pasar, bahwa pengiriman wortel dalam kotak yang dipackage bertuliskan” wortel Berastagi “sudah meningkat menjadi 150-200 ton /minggu.
“Memenuhi kebutuhan pangsa pasar diatas mencakup wilayah Jakarta, Surabaya dan Pontianak,” imbuhnya.
Disamping itu tutur Arnis, guna mencukupi kebutuhan target ton setiap minggu, maka dia menerapkan pola ikut bertani seperti petani lain menanam wortel, sebab kadang mengandalkan dari petani masyarakat tidak cukup.
“Cara siasatnya, kita sewa lahan milik masyarakat, lalu tanam wortel, melengkapi kebutuhan yang sisanya dari petani masyarakat lagi. Multimanfaat ini juga berlaku di sekitar gudang Pandia Farm, lahan yang masih tersisa saya bangun tempat memelihara kambing yang jumlahnya ada 400 ekor,” ujarnya.
Selain menguntungkan dari pengiriman wortel, ternak kambing yang dipelihara juga dapat dijual, sedangkan kotorannya dapat digunakan ke ladang ketika sudah menanam wortel, jadi siklusnya multi manfaat.
Disinggung, karyawan yang diperkerjakan setiap hari yang seyogianya telah berkontribusi membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan membantu program Pemerintah, Arnis Pandia menyebut bahwa setiap hari karyawan (Aron dalam bahasa Karo), diperkerjakan sekitar 200 orang, sudah termasuk yang mengurus ternak kambing.
Pun begitu, Arnis mengatakan saat ini harga wortel di ladang dibelinya berkisar 4500-5000 per/kg, namun dia mengaku harga dapat berubah sewaktu waktu sesuai kondisi harga komoditi di pasar.(Jai)