JELAJAHNEWS.ID, MEDAN – Sumatera Utara (Sumut) pada Januari 2021 mengalami inflasi sebesar 0,45%. Dimana komoditas penyumbang inflasi terbesar berasal dari komoditas makanan, salah satunya cabai merah.
Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Sumut (Sekdaprovsu,) R. Sabrina yang juga Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut, kondisi tersebut masih aman. Stok pangan secara umum juga masih mencukupi.
“Sejauh ini kalau kita lihat bahan pokok kita masih aman,” ujar Sabrina usai memimpin rapat koordinasi TPID Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Selasa (2/2/2021).
Disampaikannya, ada beberapa poin penting yang harus ditindaklanjuti ke depan. Antara lain, petani harus mendapatkan harga yang baik. Begitu pula dengan harga konsumen. Selain itu, cuaca juga menjadi penentu masa tanam atau produksi pangan.
“Jika kita sudah mengetahui pola cuaca, kita bisa memprediksikan kapan dan di mana kita bertanam,” kata Sabrina.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Soekowardojo menyampaikan makanan merupakan penyebab terjadinya fluktuasi inflasi Sumut. Cabai merah masih menjadi kunci dalam menjaga stabilitas inflasi. Perekonomian tahun 2021 diperkirakan menguat seiring dengan pulihnya ekonomi global.
“Diiringi peningkatan harga komoditas dan kondisi Covid19 yang terkendali, sejalan dengan perbaikan pertumbuhan inflasi juga diprediksi meningkat namun masih dalam rentang sasaran,” ujar Soekowardojo.
Dikatakan juga, dampak La Nina masih perlu dicermati, karena berpotensi menyebabkan gagal panen.
“Komoditi lainnya juga berpotensi mengalami kenaikan harga karena pasokan yang lebih sedikit. Kondisi ini disebabkan respons produsen akibat pendapatan yang menurun di tahun 2020,” terangnya.
Soekowardojo juga menyampaikan ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh berbagai pihak. Di antaranya pemerintah perlu terus mengupayakan penanganan kesehatan dan distribusi vaksin Covid-19, optimalisasi intervensi pemerintah, pembuatan neraca pangan, perbaikan infrastruktur pendukung serta penguatan BUMD.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Deliserdang BMKG, Syafrinal menyampaikan secara umum Indonesia terdampak La Nina. Khusus Sumut, dampak La Nina tidak begitu signifikan.
“Dampak La Nina ini tidak begitu signifikan pada peningkatan curah hujan di Sumut,” kata Syafrinal. (IP)