JELAJAHNEWS.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperluas akses penukaran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia (UPK 75 RI) melalui penyempurnaan skema penukaran yang berlaku mulai 1 Oktober 2020.
Penyempurnaan skema itu membuat seluruh bank bisa menjadi agen penghimpun atau koordinator pooling pendaftar penukaran UPK 75 RI melalui skema penukaran kolektif. Sebelumnya, BI hanya melibatkan lima bank dalam proses pemesanan dan penukaran melalui aplikasi berbasis website PINTAR (https://pintar.bi.go.id).
Direktur eksekutif departemen komunikasi BI, Onny Widjanarko mengatakan, dengan skema baru masyarakat yang ingin melakukan penukaran UPK 75 RI hanya perlu mendaftar pada bank terdekat di wilayah masing-masing dan mengambil UPK 75 RI pada bank itu.
“Demikian pula dengan lembaga, instansi, korporasi, dan organisasi dapat menggunakan mekanisme yang sama secara kolektif untuk menjadi koordinator pooling bagi korporasi atau lembaganya,” kata Onny di Jakarta, belum lama ini.
Bank, lembaga, instansi, korporasi, ataupun organisasi dapat mengirimkan email berisi formulir permohonan dan data penukar kepada PIC Penukaran Kolektif UPK 75 RI di Kantor BI sesuai wilayahnya masing-masing.
Sebagaimana skema penukaran kolektif yang telah berlaku, penduduk Indonesia dewasa yang memiliki KTP berhak untuk melakukan penukaran 1 (satu) UPK 75 RI. Penukaran kolektif dilakukan dengan jumlah minimal penukaran 17 (tujuh belas) orang dan tidak ada batasan maksimal. Informasi lengkap beserta dokumen yang dibutuhkan dalam proses penukaran kolektif dapat dilihat pada aplikasi PINTAR.
Selain mekanisme kolektif, lanjut dia, BI kembali membuka layanan penukaran individu melalui aplikasi PINTAR pada hari kerja hingga 30 Oktober 2020 pada hari kerja dan akan terus diperpanjang. Informasi lebih lanjut mengenai perpanjangan waktu penukaran individu dapat dilihat secara berkala pada aplikasi PINTAR.
“BI mengimbau masyarakat yang akan melakukan penukaran UPK 75 RI untuk tetap menjalankan protokol Covid-19,” ugkapnya.
Perluasan skema penukaran uang baru ini bisa jadi tak lepas dari masih sedikitnya masyarakat yang berminat. BI mencatat realisasi penukaran uang baru pecahan Rp.75.000 pada periode 18 Agustus-11 September 2020 baru 969.076 bilyet. Padahal BI mencetak uang baru itu sebanyak 75 juta lembar. (snc)