JELAJAHNEWS.ID,MEDAN – Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi menyampaikan keinginannya untuk membangun peradaban kota lewat jalan budaya. Dengan begitu, Akhyar optimis ibukota provinsi Sumatera Utara ini akan kembali memiliki identitas sehingga lebih maju dan berkembang dalam berbagai bidang kehidupan di masa mendatang.
“Membangun peradaban kota lewat jalan budaya, itu yangharus dilakukan saat ini. Artinya, kita bangun kembali budaya peduli, saling menghormati dan menghargai serta rasa memiliki akan Kota Medan, bukan hanya sekedar pembangunan fisik pada bangunan saja,” kata Akhyar ketika menjadi narasumber dalam acara Dialog Seni di Gedung Sanggar Seni Rupa Simpassri, Jalan Teratai, Kecamatan Medan Maimun, Sabtu (22/2).
Lebih jauh Akhyar mengatakan bahwa perilaku budaya buang sampah sembarangan, melanggara lalu lintas dan tidak peduli pada sesama menjadi representasi pergeseran nilai budaya sekaligus wujud tidak adanya rasa saling memiliki pada diri masing-masing. “Rasa acuh dan abai menjadikan Kota Medan kehilangan jati dirinya. Jika kita bisa berbuat baik, meskipun kecil tapi yakinlah hal itu akan berdampak besar pada kemajuan kota ini. Mari ubah perilaku buruk tersebut,” ajaknya.
Di hadapan para pelaku seni Sumut khususnya Kota Medan, Akhyar berharap besar Kota Medan akan kembali pada masa kejayaannya di era tahun 1960 hingga 80-an pada bidang seni dan budaya. Di masa tersebut bilangnya, Kota Medan dikenal melahirkan serta memiliki komikus, cerpenis, pelukis dan budayawan handal.
“Kita tidak kalah dengan kota-kota besar lain di Indonesia. Hanya saja ada yang hilang dari diri kita yakni semangat kebersamaan. Padahal, kota ini terbangun lewat rasa persaudaraan dan kebersamaan. Jangan sampai kita tergerus oleh budaya populis. Ini Medan bung, slogan yang kerap kita dengar. Harusnya slogan itu, menjadi bentuk bahwa kita bangga jadi anak Medan. Jangan malu, kita besarkan kota ini bersama-sama,” serunya optimis.
Terkait ruang galeri untuk seni, mantan anggota DPRD Medan tersebut mengaku akan memberi ruang bagi pelaku seni salah satunya diwujudkan dengan merenovasi pendopo Lapangan Merdeka Medan agar lebih nyaman untuk digunakan dalam berbagai kegiatan khususnya bagi pelaku seni. Selain itu, akan menata kawasan Kesawan layaknya Malioboro di Jogjakarta.
“Kawasan Kesawan akan kita hidupkan dan geliatkan seperti Malioboro. Kita juga akan melakukan penataan mulai Jalan Juanda hingga ke Jalan Guru Patimpus. Lalu dari Sungai Deli sampai ke Stasiun Kereta Api. Selanjutnya, gedung Warenhuis akan kita revitalisasi namun sebisa mungkin kita tetap jaga orisinalitas ornamen-ornamennya agar tidak mengurangi nilai sejarahnya,” ungkapnya disambut tepuk tangan para peserta dialog.
Terakhir, Akhyar berharap agar masyarakat dapat memberikan sumbangsih terbaiknya bagi kemajuan Tanah Melayu Deli. “Bukan saatnya lagi hanya berbicara, tapi yang dibutuhkan adalah kerja nyata dari kita bersama. Ayo, Bikin Cantik Medan lewat kapasitas, keahlian dan kemampuan yang kita miliki. Bersama kita bisa,” pungkasnya.
Selain Akhyar, dialog seni tersebut juga dihadiri Bupati Sedang Bedagai (Sergai) Soekirman, Kadis Kebudayaan Kota Medan OK Zulfi, Kadis Pariwisata Sumut Ria Telaumbanua dan Peneliti Bidang Seni Rupa Unimed DR Zulkifli sertas diikuti pula para pelaku seni dari Sergai. Dialog berjalan atraktif dan interaktif lewat sesi tanya jawab yang dilontarkan para peserta kepada narasumber, khususnya Akhyar.(RRL)