MEDAN – Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi gencar melakukan kunjungan ke beberapa Perguruan Tinggi guna berdiskusi dan meminta masukan kepada akademisi jelang penerapan fase normal baru. Usai melakukan kunjungan ke Universitas Negeri Medan (UNIMED), Akhyar langsung mengunjungi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) di Jalan Wiliem Iskandar, Rabu (17/6/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Akhyar datang didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan Arjuna Sembiring, Plt Kadis Pendidikan Kota Medan Muslim Harahap, dan Camat Medan Tembung Barli Mulia Nasution disambut hangat Wakil Rektor I Prof Dr Syafaruddin M.Pd beserta jajaran. Sebelum memasuki ruangan terlebih dahulu mantan anggota DPRD Kota Medan ini melakukan pengecekan suhu tubuh sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Akhyar dalam dialog yang berlangsung selama satu jam tersebut, memaparkan tentang kondisi terkini Kota Medan di tengah pandemi Covid 19. “Pergerakan kurva Covid-19 di Kota Medan saat ini sedang mengalami peningkatan, pada Maret hingga Mei masih menunjukkan pergerakan yang linear. Sementara pada bulan Juni mulai meningkat eksponensialnya secara signifikan. Berdasarkan data yang dikeluarkan Tim Gugus Tugas Percapatan Penanganan Covid-19 di Kota Medan, Selasa (16/6), warga positif Covid-19 sebanyak 643 orang. Kemudian terjadi juga pergeseran episentrum yang pada awal kemunculan corona di Kota Medan, Kecamatan yang tinggi kasusnya di Medan Tuntungan dan Medan Sunggal, namun saat ini kasus tertinggi Medan Area, Medan Selayang dan Medan Denai,” papar Akhyar.
Selain itu, Akhyar juga mengatakan kedatangannya ke UINSU untuk berdiskusi dalam rangka mempersiapkan masyarakat menghadapi normal baru. “Saya tadi baru dari UNIMED dan mendapat pelajaran baru tentang tahapan kesadaran masyarakat menurut Prof Syawal Gultom. Pertama sebanyak 2,5% masyarakat sadar secara mandiri mereka paham kondisi dan dengan mandiri berubah, sebanyak 16% harus diberikan pengetahuan baru berubah, 24% harus dipaksa baru bisa berubah dan 60% tidak peduli sama sekali. Nah, yang menjadi pekerjaan rumah terbesar kita adalah yang 60% ini, ” jelas Akhyar.
Akhyar mengaku resah, melihat masih banyak masyarakat yang masih lalai dalam penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-harinya. “Saya masih sering melihat banyak masyarakat yang tidak menggunakan masker ketika keluar rumah, masih banyak yang berkerumun dan tidak memedulikan jarak sosial, dan belum tentu ada jaminan warga yang tetap menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan sesering mungkin. Padahal protokol kesehatan ini lah yang menjadi sesuatu yang baru dalam kehidupan normal kita nanti,” kata Akhyar.
Padahal Pemko Medan, tambah Akhyar, telah gencar melakukan razia masker bahkan melakukan pembagian masker kepada masyarakat. “Pemko Medan telah melakukan upaya agar masyarakat mau mengenakan masker saat berada di luar rumah. Mulai dari penyaluran puluhan ribu masker kepada masyarakat hingga melakukan razia masker. Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman dan memasukkan kultur baru kepada masyarakat Kota Medan, bahwa masker bukan pelengkap lagi namun sebuah kebutuhan baru di era normal baru nanti,” tambah Akhyar.
Untuk itu, Akhyar bersama Jajaran Pemko Medan terus mencari formulasi yang tepat untuk memberikan pemahaman kepada sebagian besar masyarakat. Akhyar menambahkan diperlukan jalur yang juga mumpuni dalam menyampaikan pesan perubahan guna menghadapi new normal. “Hampir 70 % Ustadz di Kota Medan bahkan di Sumatera Utara alumni UINSU. Untuk itu saya meminta agar dapat memberikan masukan guna melakukan social engineering jelang normal baru kepada masyarakat melalui sarana pengajian dan lain sebagainya. Saya sangat mengharapkan kerjasama kita untuk memberikan masukan kepada kami (Pemko Medan) jelang penerapan fase normal baru,” ungkap Akhyar.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor I UINSU Prof Dr Syafaruddin M.Pd mengatakan, banyak cara yang dapat ditempuh dalam mengedukasi masyarakat mengenai persiapan memasuki era normal baru. “Banyak cara untuk memberikan pemahaman sekaligus penyadaran kepada masyarakat untuk mengubah pandangan masyarakat mengenai normal baru, diantaranya memaksimalkan penyuluhan dan edukasi dari majelis ulama yang mengundang para ustad untuk memberikan materi perubahan kepada masyarakat,” pungkasnya.(RRL)