KARO – Masyarakat Desa Sukatendel Kecamatan Tiganderket, Karo ‘tumpah-ruah’ bergotong-royong bersama Bupati Karo Terkelin Brahmana SH MH. Mereka bekerjasama untuk mengaktifkan kembali saluran Irigasi ‘Perjuma Kuta Gugung’ mengairi areal pertanian di desa itu. Irigasi itu sendiri sudah 10 tahun tidak berfungsi.
Kebersamaan itu terlihat saat Bupati Karo Terkelin Brahmana didampingi Kades Sukatendel Dewanto Peranginangin, Kordinator Lapangan (Korlap) Gotong-royong Maslan Sukatendel, Kepala Bappeda Ir Nasib Sianturi MSi, Kadis PUPR Edward Pontianus Sinulingga, Kabag Umum dan Perlengkapan Hotman Brahmana, Kabid Bina Marga Hendra Mitcon Purba, saat bergotong royong melakukan normalisasi irigasi perladangan Kuta Gugung, di Desa Sukatendel Kecamatan Tiga Nderket, Jumat (26/6/2020).
Menurut Maslan dan Dewanto, panjang irigasi dari hulu ke hilir mencapai 500 meter, serta sudah hampir 10 tahun tidak berfungsi. Akibatnya, warga banyak gagal panen dalam bercocok tanak. Sebab ketika musim kemarau, air sulit diperoleh dan tentunya berdampak kepada lahan pertanian masyarakat.
“Mudah-mudahan Desa Sukatendel yang terbentang di geografis strategis dengan memiliki luas lahan pertanian lebih kurang 100 hektar, tidak kesulitan lagi memperoleh air, untuk keperluan pengairan ke areal pertaniannya, walaupun dalam situasi musim kemarau,” ujarnya.
Dewanto Peranginangin menyampaikan terimaksih atas campur tangan Pemkab Karo dalam kegiatan normalisasi irigasi yang digelar 21 hingga 28 Juni 2020 itu.
Kepala Bappeda Ir Nasib Sianturi MSi, Kadis PUPR Edward Pontianus Sinulingga, Kabag Umum dan Perlengkapan Hotman Brahmana, Kabid Bina Marga Hendra Mitcon Purba ikut bergotong-royong bersama masyarakat Desa Sukatendel membangun normalisasi irigasi perladangan Kuta Gugung.
Dalam kesempatan itu, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH MH menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang telah menggalakkan kearifan lokal mengaplikasikan budaya gotong-royong berkolaborasi dengan Pemkab Karo.
“Luar biasa kekompakan masyarakat yang begitu antusias turun satu kampung. Baik tua dan muda, rela bekerja dengan tenaga, tanpa digaji. Program ini patut dikembangkan dan ditiru oleh desa lain. Di era digital ini, sulit kita temui hal seperti ini,” kata Terkelin.
Terkelin juga memberikan motivasi semangat kepada masyarakat. “Dan secara khusus apa yang tidak dapat dikerjakan secara manual oleh manusia, sudah ada alat excavator dioperasionalkan,”pungkasnya. (Jai)